Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Cerpen] Tragedi Cinta Di Bumi Prambanan - Yohana Restu Wilistya

Sumber gambar : https://pixabay.com/illustrations/couple-love-proposal-silhouette-3581038/

Tragedi Cinta Dibumi Prambanan

Karya : Yohana Restu Wilistya


Tak heran banyak kalangan anak muda milenial saat ini tak lagi mempercayai adanya hal mitos dan juga nasehat dari para nenek moyang yang kerap disebut sebagai paweling e wong tuo jaman rumiyen yang berarti (peringatan atau nasehat orang tua zaman dahulu). 

Termasuk diriku sendiri pun juga tidak mempercayai hal mitos apalagi hal yang berbau tahayul, akan tetapi semua itu mulai terpatahkan dikala diriku terjebak di dalamnya dan mengalaminya secara nyata dengan sendirinya. 

Sebut saja namaku Melati Ayu Prameswari. Aku adalah seorang gadis yang hidup di era zaman milenial ini. Awalnya diriku pun tidak mempercayai akan hal mengenai mitos, reinkarnasi, spiritual, dunia gaib dan tahayul-tahayul lainnya namun sebuah pengalaman hidup telah mengubah perspektif ku yang lama.

Aku juga adalah seorang mahasiswi di UGM Yogyakarta dimana diriku mengambil fakultas Sejarah yang kini tengah menginjak tingkat akhir semester. 

Aku juga memiliki seorang kekasih yang menempuh pendidikan di fakultas yang sama dan juga sekelas, sebut saja namanya Dion Adi Prasetyo. Kami saling mengenal satu sama lain sejak awal masuk kuliah hingga akhirnya pada saat menginjak dua semester kami merasa saling nyaman dan cocok karena selalu dipertemukan dalam kerja kelompok yang sama disetiap mata kuliah, Dion juga mahasiswa yang pintar juga populer di fakultas kami dikarenakan penampilannya yang maskulin, cool, tampan dan memiliki banyak prestasi sehingga banyak mahasiswi yang berlomba-lomba mendapatkan hatinya tapi hanya diriku yang beruntung bisa mendapatkan dirinya. 

Baca Juga : (Cerpen) Fatin - Maulidya

Akan tetapi hubungan kami yang semula hangat tiba-tiba saja perlahan merenggang sejak kami melakukan magang bersama meneliti candi Prambanan pada saat semester 6 silam, pasalnya kami mengabaikan ucapan salah satu teman magang kami mengenai mitos bahwasanya sepasang kekasih tidak boleh menginjakkan kaki bersama dengan pasangannya ke candi Prambanan. Mitos yang beredar jika sepasang kekasih datang berkunjung ke candi Prambanan bersama tak lama kemudian selang beberapa waktu hubungan pasangan tersebut tidak akan langgeng seperti halnya kita ketahui kisah tentang Putri Roro Jonggrang dengan Raden Bandung Bondowoso konon mitos yang beredar begitu lah nasib hubungan sepasang kekasih yang berkunjung ke candi Prambanan cintanya pasti terpisahkan satu sama lain. 

Kisah kami berawal dari hari pertama kali kami akan berangkat ke lokasi magang, dikala itu langit begitu mendung pekat dengan diiringi sahutan demi sahutan guntur, saat tiba dipertengahan jalan mobil kami terjebak macet yang panjang ditambah lagi butiran tetes air hujan yang mulai mengguyur bumi kota Klaten pada pagi itu. Kami yang berjumlah 3 orang dalam satu mobil tetap tenang dan sabar melalui jalanan yang macet itu. 

"Bisa lewat ndak Ren?" Tanya Dion 

"Bisa kok Yon, tapi ya kudu sabar nunggu macetnya kelar..." Ujar Reno sembari mengeluarkan bekal minumannya

"Ahhhh...seger banget bestie..." Gumam Reno usai meneguk minuman dingin bekalnya sembari meledek kedua sahabatnya

"Yeee...malah enak-enakan minum gak bagi-bagi lagi." Ujar Dion kesal

"Nih buat kalian kebetulan tadi aku sengaja bawa 3, nikmati kemacetan ini bestie hahaha..." Ujar Reno sembari cekakakan

Baca Juga : Suzan Cinta Ayra - Yantea

Tak heran apabila persahabatan kami bertiga kerap dikata orang dengan sebutan "Trio Kocak" dikarenakan dalam persahabatan kami tidak ada satu pun dari kami yang serius dalam segala hal kecuali mengenai urusan study dan sesuatu hal yang formal tak ada yang kami anggap serius selain semua yang bersifat formal. 

Setelah beberapa jam kami lalui dilokasi macet, kami pun melihat stupa candi Prambanan sudah mulai tampak pada pandangan mata. Setibanya dilokasi kami pun turun dengan ransel beserta keperluan kami masing-masing kemudian menemui kepala penjaga museum candi Prambanan untuk meminta izin melaksanakan magang selama 2 bulan lamanya. 

Setelah itu kami pun memulai observasi dengan cara saling membagi tugas pada setiap individu masing-masing. Dion bertugas sebagai peneliti artefak dan ukiran aksara yang tercantum dalam setiap arca prasasti dikarenakan Dion paham betul mengenai tulisan aksara Jawa, Reno bertugas meneliti jumlah prasasti yang ada dan benda-benda peninggalan bersejarah lainnya yang ada di museum dan yang baru saja ditemukan dibalik galian, sementara diriku bertugas menuliskan semua data laporan yang telah mereka kumpulkan ke dalam laptop dan menyimpulkan semua data yang terkumpul menjadi sebuah karya tulis ilmiah. 

Disini kami saling bekerja sama satu sama dengan lainnya jika salah satu dari kami sedang tidak memiliki kesibukan tak segan untuk membantu rekan magang lainnya. 

Disaat waktu istirahat kami bertiga selalu bersama menghabiskan waktu istirahat di gedung museum saat istirahat makan siang kemudian kami melanjutkan sesi berfoto-foto bersama dengan seluruh pegawai staff yang bekerja sebagai penjaga candi Prambanan dan museum Prambanan, kemudian kami juga mengambil foto candi, arca, prasasti, dokumen-dokumen mengenai prasasti yang ada, dan juga benda temuan terbaru dari hasil galian yang mana semua data itu untuk dikumpulkan menjadi satu untuk bukti laporan magang kami. 

Baca Juga : (Cerpen) Lari Pa! - Fifa Lana S.

Dikala itu Reno menyampaikan tentang mitos mengenai sepasang kekasih tidak boleh datang bersama dengan pasangannya ke candi Prambanan disaat kami tengah meneliti salah satu arca terkenal disana yaitu arca Putri Roro Jonggrang. 

"Wih...sumpah cantik banget, lihat nih lekuk tubuhnya mantap bray... Oh...Roro Jonggrang mau kah kau menjadi kekasih ku? Oh...tidak mau ya sudah, aku kutuk kau jadi batu..." Celoteh Reno berusaha mencairkan suasana yang hening.

"Ngaco mah kamu Ren, ntar hidup beneran terus ngejar-ngejar kamu terus minta dinikahin sama kamu gimana hayo? Mau ndak kamu?" Tanya Dion sembari tertawa geli.

"Ya jelas dong, jelas ndak mau langsung jurus kaki seribu alias lari hahaha...aku kan cuma mau sama si Widya tapi kalo dia mau sama aku sih..." Ujar Reno cekakakan.

"Nah kalo si Widya ndak mau sama kamu gimana? Apa mau kamu kutuk jadi batu kayak puteri Roro Jonggrang yang dikutuk oleh Raden Bandung Bondowoso karena menolak cintanya dengan syarat yang nyeleneh harus bisa membuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam..." Ujarku meledek Reno.

"Ya jangan lah, kasihan kalo si Widya aku kutuk jadi batu ntar kecantikannya hilang. Apalagi aku sayang banget kalo sama si Widya biarpun dia menolak cintaku ya ndak apa-apa berarti dia bukan jodoh aku gitu to... Oh ya aku denger-denger ada satu mitos terkenal disini." Ujar Reno antusias.

"Wah super sekali pak Reno Teguh hahaha..." Ujar Dion cekakakan sembari bertepuk tangan.

"Eh...mitos apaan tuh emangnya?" Tanya ku penasaran.

"Mitos yang aku denger ya dari orang sini, katanya kalo sepasang kekasih tidak ada yang boleh datang berkunjung ke candi Prambanan bersama pasangannya kalo sampe datang bersama dengan pasangannya dipastikan dalam jangka waktu ndak lama hubungannya ndak bakal langgeng. Nah hati-hati kalian berdua." Ujar Reno serius.

"Heleh...mitos begituan kamu percaya hahaha...tahayul itu mah, aku ndak percaya sama begituan..." Ujar Dion tidak percaya.

"Iya itu tuh cuma tahayul Ren jangan gampang percaya gitu aja sebelum beneran ada bukti nyata." Imbuhku.

"Ya kalo aku sendiri sih ragu ya bukan berarti aku percaya atau ndak percaya malah aku ngambang di tengah-tengahnya bingung hahaha..." Ujar Reno tertawa terbahak-bahak.

Baca Juga : (Cerpen) Menjaga Hati Untuk Yang Tidak Diridhoi - Siti Nurmaisah Nasution

Tiba-tiba datang pak Agus yang tak sengaja mendengar obrolan kami, beliau pun menjawab secara tiba-tiba tentang obrolan kami mengenai mitos itu. 

"Yang kalian obrolin itu benar, setiap pasangan jika datang berkunjung ke candi Prambanan bersama pasangannya pasti setelah itu dalam jangka waktu beberapa minggu atau bulan hubungan mereka mengalami cekcok yang tak menentu bahkan ada yang sampai putus hubungan tapi yang pasti dan sering terjadi selalu diawali dengan cekcok kesalah pahaman hingga kebosanan atau kedustaan salah satu pasangan yang tiba-tiba selingkuh secara diam-diam hingga akhirnya terputus lah hubungan erat yang telah lama terjalin. Nah karena itu kalian para anak muda harap berhati-hati jangan sampai ada yang membawa pasangan ke candi Prambanan ini jika tidak ingin mengalaminya." Ujar pak Agus tegas.

"Jadi.....mitos itu sungguhan nyata ya pak?" Tanyaku mulai panas dingin kemudian menatap tepat ke mata Dion.

"Apa Mel? Kenapa kamu natap aku gitu?" Tanya Dion heran.

"Oh...ndak papa kok Yon cuma spontan aja hehehe..." Ujarku salah tingkah.

"Ya sudah silahkan dilanjut lagi aktivitas nya bapak juga mau pergi ke sana dulu untuk menyambut para turis yang baru saja datang dari Belanda kalo kalian kosong boleh bergabung untuk memandu para wisatawan asing apalagi kalo bahasa Inggris kalian bagus maka A+ sekali itu." Ujar pak Agus sembari berpamitan pada kami.

"Oh iya Pak, nanti kami menyusul pak." Ujar Dion tegas.

"Ok bapak duluan ya." Ujar pak Agus ramah.

Baca Juga : (Cerpen) Senandita - Amelia Sholehah

Setelah langkah kaki pak Agus mulai menjauh Reno pun mulai meledek kami kembali. 

"Hayo loh kalian berdua hati-hati ntar setelah magang ini selesai..." Ujar Reno cekakakan.

"Apaan sih gak lucu, aku tetap ndak percaya sama mitos begituan paham ndak kamu." Ujar Dion menyangkal namun dalam hatinya berkata "Apa iya bener ya yang di omong Reno sama pak Agus, tapi ndak jangan sampe itu terjadi sama hubungan ku sama Melati gimana pun caranya aku harus bisa cari cara supaya semua mitos itu gak terjadi." Gumam Dion dalam hati.

"Aku juga Ren kalo ndak ada bukti nyata dan aku lihat langsung ada yang mengalaminya secara nyata dihadapan ku ya aku anggap semua cuma tahayul semata." Ujarku tegas.

"Ok deh kalo begitu, aku juga ndak tau kebenarannya ya kita lihat aja to kedepannya gimana ya to..." Ujar Reno menyela.

Baca Juga : (Cerpen) Mengenalmu adalag Takdir - Intan

Sejak mengetahui mitos itu aku dan Dion pun kerap menjaga jarak dan seolah-olah hubungan kami hanya sebatas sahabat dan juga rekan magang saja. Pasalnya kami takut mitos itu sungguhan terjadi pada kami. 

Tepat setelah 3 hari kemudian aku pun mengalami mimpi buruk dimana aku bermimpi bertemu dengan sosok melegenda yakni Putri Roro Jonggrang yang memiliki paras ayu rupawan yang kini menjadi salah satu arca di candi Prambanan. Mimpi ku itu terasa begitu akrab dan terasa nyata hingga mengusik pikiran secara sadarku. Sosok melegenda itu tampak tersenyum ke arahku dan memanggil-manggil namaku berulang kali. 

"Melati...melati...melati...nduk cah ayu..." Suara sosok wanita yang melegenda itu.

"Si...siapa kamu?" Tanyaku pada sosok melegenda itu.

"Aku adalah Roro Jonggrang. Jangan takut." Ujar suara sosok melegenda itu.

"Ro...roro Jonggrang? Tapi kamu kan sudah menjadi batu?" Tanyaku bergidik merinding.

"Wujud ragaku membatu namun sukmaku tetap berkelana karena belum mencapai kesempurnaan jiwa." Ujar sosok melegenda itu.

"Lalu kamu mau apa sama aku? Aku ndak mau ada sangkut pautnya sama kamu, pergi kamu hush...hush..." Ujarku panas dingin.

"Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin mengatakan bahwa mitos itu nyata berhati-hati lah kamu. Jangan sampai hubungan mu dengan kekasih mu terputus ditengah jalan jaga selalu hubungan kalian..." Ujar sosok melegenda itu sembari tersenyum dengan balutan kain kebaya hijau berbalut selendang putih pada lekuk tubuhnya yang semampai elok paras rupanya.

Baca Juga : (Cerpen) Sebuah Pengkhianatan - Depita Maharani

Seketika aku pun terbangun dan menjerit histeris dengan nafas yang tak beraturan kemudian aku pun meraih ponselku yang ku letakkan di atas meja nakas. Aku melihat jam masih menunjukkan pukul 00.00 tepat, aku pun mencoba menghubungi Dion via chat. 

'Dion...kamu udah tidur?' Pesan whatsapp ku pada Dion.

'Baru aja kebangun Mel, kenapa ya? Kok belum tidur kamu? Sana tidur gih besok kita banyak penelitian yang harus dikerjakan lho.' balasan pesan whatsapp dari Dion.

'Aku juga baru aja kebangun soalnya aku mimpi buruk, temenin aku ya Dion vc sleep call yuk aku takut.' Pesan whatsapp ku pada Dion.

'Emang mimpi apa kamu? Iyah ntar aku vc kamu yah...' Balasan whatsapp Dion.

'Mimpi Roro Jonggrang...' Pesan whatsapp ku pada Dion.

Baca Juga : Mengendapkan Rasa - Septiani Suryani

Seketika Dion pun menelpon ke ponsel ku dan saat ku angkat dia pun langsung terkejut mendengar kata Roro Jonggrang. 

"Apa kamu bilang Mel? Mimpi tentang Roro Jonggrang?" Tanya Dion terkejut.

"Iya Dion ih...biasa aja lagi jangan gitu kagetnya kan aku jadi takut mana mimpinya serem banget lagi tadi." Ujarku sembari memanyunkan bibir.

"Eh...iya maaf-maaf kan aku spontan kagetnya, ntar kok sama ya aku juga mimpi hal yang sama. Tapi si Reno Reno gimana dia udah kamu chat belum dia?" Ujar Dion antusias.

"Masa iya kamu mimpiin hal yang sama? Nah itu dia belum aku chat si Reno tapi aku coba chat Reno dulu ya kalo gitu." Ujarku sembari mengetik pesan whatsapp pada Reno.

'Ren kamu udah tidur?' Pesan whatsapp ku pada Reno.

"Gimana udah dibales?" Tanya Dion.

"Belum Yon, mungkin udah tidur dia." Ujarku kecewa.

"Ya udah kalo gitu ayo kita lanjut lagi tidurnya besok kita masih ada penelitian jadi kondisi badan harus fit, besok aja kita bahas bareng pas magang ok cinta..." Ujar Dion memberi suport.

"Iya tapi vc nya jangan dimatiin ya takutttt..." Ujarku manja.

"Iya ndak aku matiin kok demi kamu, yuk ah kita bobok lagi dikamar masing-masing hahaha...halunya pengennya sih sekamar anjay belum bukrim yah hahaha..." Ujar Dion sembari bercanda.

"Ih...Dion apaan sih malah bercanda ayo tidur katanya mau tidur dasar ngeselin halunya kejauhan..." Ujarku sembari memanyunkan bibir tipisku.

"Ya udah met tidur, mimpi indah princess Roro Jonggrang eh...Roro Melati Ayu Prameswari..." Ledek Dion.

"Dionnnn ihhhh...awas besok ya..." Ujarku kesal.

Baca Juga : (Cerpen) Melankolis - Anwari Andeng

Keesokan harinya kami bertiga meneliti mengenai aksara pada salah satu arca tepat disitu disebutkan tentang kisah cinta antara Raden Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang sontak aku pun terkejut. 

"Ren!" Teriakku pada Reno.

"Apaan sih Mel kamu kalo teriak suka ngagetin?" Ujar Reno spontan terkejut.

"Semalem kamu mimpi tentang Roro Jonggrang ndak? Soale aku sama Dion mimpi hal yang sama." Ujarku sembari terbelalak.

"Hahaha...ngaco mimpi kalian  berdua, makanya kalo neliti itu ya neliti aja ndak usah mikir kesana kemari apalagi sampe ngehalu soal Roro Jonggrang segala. Nih aku kasih tau ya kata si mbahku kalo mimpi itu ada 3 macam yaitu titi yoni yang berarti mimpi itu berasal dari pikiran bawah sadar kita yang terbawa sampe ke alam mimpi alias cuma bunga tidur, yang kedua gondo yoni ini juga gak ada maknanya cuma bunga tidur yang berasal dari pikiran kita masing-masing dan biasanya mimpi ini terjadi di sepertiga malam atau jam 12an lah, terus yang ketiga puspa tajem ini nih yang ada maknanya biasanya mimpinya terjadi di jam 3 pagi sampe waktu subuh. Emang kalian mimpinya jam berapa semalam?" Ujar Reno tegas.

"Jam 12 sih Ren." Ujarku sembari menggigit kecil ujung bibirku.

"Ya udah ndak usah takut itu mah cuma bunga tidur aja, aku aja ndak ada sampe mikirin si Roro Jonggrang kalo aku ya sebatas penelitian doang juga yang selalu ada di pikiran ku cuma ayah ibu si mbahku sama si Widya tercinta aja hehehe..." Ujar Reno cengengesan.

"Ya udah ayo kita lanjut lagi penelitiannya." Ujar Dion tegas sembari kembali fokus pada artefak yang terdapat aksara Jawa Hanacaraka.

Baca Juga : (Cerpen) Kebahagiaan Yang Tertunda - Cresensia Aprilia

Tepatnya hari itu adalah hari terakhir kami magang yakni tepat dua bulan lamanya kami magang di area candi Prambanan. Jadi harus bisa menyelesaikan proposal laporan mengenai hasil penelitian kami selama magang di candi Prambanan. 

Bertepatan pada sore hari tepat pukul 16.00 kami sudah menyelesaikan semua persyaratan demi persyaratan data yang harus diberikan pada ketua dan pegawai staff di area candi Prambanan untuk persyaratan magang terakhir kami. Setelah itu kami pun di jemput oleh dosen kami yaitu bu Astuti sekaligus memberi tanda cinderamata dan apresiasi kepada kantor pusat museum candi Prambanan. 

Dan mengenai mitos itu ada benarnya dimana setelah magang di area candi Prambanan selang waktu 4 bulan kemudian disaat kami menyusun skripsi hubungan ku dengan Dion mulai merenggang kerap terjadi kesalah pahaman diantara kami padahal semulanya kami tidak pernah memiliki rasa saling cemburu satu sama lain ditambah lagi banyak kalangan mahasiswi yang tergila-gila pada Dion berusaha mendekati Dion dengan pelbagai upaya. 

Disisi lain juga banyak mahasiswa yang berusaha mendekatiku sehingga terjadilah kesalah pahaman diantara kami berdua, hingga akhirnya kami pun memutuskan untuk putus hubungan dan hanya sebatas teman biasa saja. Hingga pada saat kami menerima gelar sarjana walaupun kami sudah tidak memiliki hubungan spesial kami tetap saling menyapa dan memberi selamat satu sama lain. 

"Mel selamat ya kamu sekarang udah menyandang gelar. Oh ya maaf kalo selama ini aku banyak merepotkan mu juga sering bikin kamu kesel dan ndak bisa jadi pasangan yang baik buat kamu. Tapi aku yakin suatu hari nanti kamu bakal ketemu lelaki yang jauh lebih baik daripada aku." Ujar Dion sebelum kami berpisah.

"Iya Yon, santai aja kali namanya juga perjalanan hidup ndak selamanya berjalan dengan baik terus. Aku juga minta maaf kalo selama ini aku banyak bikin kamu marah-marah yang mulu terus selalu ngerepotin kamu terus eh...ndak taunya kayaknya kita emang ndak jodoh ya..." Ujarku pada Dion ku selingi candaan.

"Hai bro and sist, akhirnya ya selama 3,5 tahun kita udah wisuda aja yah...eh...eh...kayaknya ada yang lagi mau balikan nih jadi mitosnya Roro Jonggrang cuma mitos belaka ya kan hahaha..." Ujar Reno cekakakan.

"Apaan sih Ren, justru itu kami lagi ngucapin perpisahan. Soalnya aku mau balik ke Surabaya 3 hari lagi  nah aku ndak bisa janji banyak buat Melati kalo aku bisa kembali lagi untuk dia jadi ya aku anggap hari ini hari perpisahan bagi kita bertiga." Ujar Dion tegas.

"Jadi kamu mau balik ke Surabaya Yon?" Tanya Reno kecewa.

"Iya Ren soalnya ibuku juga lagi sakit parah beliau minta aku untuk balik dan kabar ndak enaknya orang tuaku ngejodohin aku sama temen masa kecilku dulu namanya Prastika karena inilah aku mau ngucapin selamat tinggal buat Melati padahal aku juga masih sayang sama Melati." Ujar Dion sedikit sedih.

"Yang sabar ya Yon mungkin kamu sama Melati memang ditakdirkan hanya untuk bersama di bangku kuliah aja. Kamu juga Mel yang sabar ya pasti kamu bakal dapet pengganti yang lebih baik daripada Dion kalo aku juga ndak bisa aku udah jadian sama pujaan hatiku si Widya. " ujar Reno dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis.

"Iya ndak papa kok Yon, mungkin inilah perjalanan hidup kita hanyalah wayangnya Gusti jadi kita ndak bisa protes. Berpikir positif aja mungkin memang kita ndak berjodoh tapi hanya sekedar persinggahan aja. Aku berdoa semoga kamu berbahagia sama Prastika  dan kalo aku, Reno sama Widya ada waktu kami pasti datang kok ke acara pernikahan kamu tapi ndak bisa janji sepenuh hati juga ya... Ayo kita pelukan untuk yang terakhir kalinya jangan ada yang nangis..." Ujarku sembari memeluk kedua sahabatku.

"Tunggu tunggu iklan dulu ayo kita foto bareng dulu dong sebelum perpisahan..." Ujar Reno cekakakan.

"Nah ide bagus, Ineke tolong fotoin kita berempat ya." Ujar Dion memanggil salah satu teman sekelas kami.

"Oh ok  bentar ya." Ujar Ineke ramah.

Setelah sesi berfoto bersama secara bergantian kami pun saling berpisah satu sama lain. Kini Dion sudah menikah dan bekerja sebagai guru sejarah di Surabaya, Reno juga berhasil mendapatkan cinta sang pujaan hatinya Widya dan dia pun bekerja sebagai ahli sejarawan di Bali, sementara diriku pun juga sudah menikah dan bekerja sebagai guru sejarah dan bahasa Inggris di Jogja. 

Baca Juga : (Cerpen) Kesempatan Hidup - Fauziah Zahrotunnisa

Itulah sedikit pesanku pada generasi muda masa kini jika diingatkan akan suatu hal mengenai mitos jangan meremehkan semua itu dengan kata "Halah tahayul" tidak kawan semua itu diucapkan karena adanya suatu bukti nyata dari banyaknya kejadian jadi jangan tergesa-gesa mengatakan itu sebagai hal berbau tahayul. Memang kita memiliki agama akan tetapi mengenai hal mistis, mitos, tahayul, gaib semua itu ada dan kita hidup saling berdampingan satu sama lain. Ada alam manusia, hewani, flora dan juga alam gaib. Jadi jangan sembarangan berkata bahwa semuanya adalah tahayul semata dan berhati-hatilah menjaga lisan pada setiap tempat keramat tertentu. 

Sekian..

Happy Reading Guys... 🙏😊🌹

Diberdayakan oleh Blogger.
close