Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Kajian Barat Terhadap Hadis : Gregor Schoeler

Gregor Schoeler

A. Biografi Gregor Schoeler

Gregor Schoeler lahir di Jerman pada tahun 1944. Ia seorang orientalis yang menjabat sebagai ketua studi islam di Universitas Basel sejak tahun 2009. Salah satu fokus kajiannya adalah tentang tradisi lisan dan tulisan pada masa awal islam. Salah satu karyanya yang terkenal adalah The Oral and Written in Early Islam.

Gregor Schoeler merupakan salah satu orientalis yang karya - karyanya banyak dipengaruhi oleh Norman Calder. Ia juga adalah seorang yang berusaha mengupas teknologi penyebaran hadis yang selaras dengan metode isnad cum matan yang digagas oleh Harald Motzki. Yang dimana metode Harald Motzki ini banyak juga digunakan oleh orientalis lain, seperti Andreas Gorke. [1]

B. Pemikiran Gregor Schoeler

Dalam pemikirannya, Gregor Schoeler banyak mengkritik pendahulunya terutama Goldziher dan Michael Cook lewat karyanya The Oral and the Written in Ealy Islam. [2] Goldziher berpendapat bahwa tradisi tulis menulis belum ada pada masa awal islam, ia baru ada sekitar abad ke - 2 H. Artinya, selama 2 abad hadis disebarkan secara lisan atau hafalan. Goldziher skeptis dan meragukan kekuatan hafalan orang - orang Arab saat itu. Pendapat Goldziher ini ditolak oleh Gregor Schoeler, Fuat Sezgin dan Nabia Abbot dengan membuktikan bahwa tradisi tulis menulis sudah ada sejak masa awal islam dan sama kuatnya dengan tradisi hafalan. Gregor Schoeler meyakini bahwa Urwah bin al - Zubair memiliki catatan keagamaan yang sistematis. Sehingga Gregor Schoeler meyakini bahwa tradisi tulis menulis sudah ada berbarengan dengan adanya tradisi hafalan. Namun, Gregor Schoeler berbeda pendapat dengan Fuat Sezgin yang mengambil kesimpulan bahwa pada hakikatnya hadis disebarkan secara tulis menulis.

Mengenai Goldziher yang meragukan kekuatan hafalan orang - orang Arab. Gregor Schoeler mengkritik pandangan tersebut. Argumen yang dibangun oleh Gregor Schoeler adalah bahwa orang - orang Arab saat itu terkenal Ummi (tidak pandai membaca dan menulis). Maka secara alamiah yang menjadi sandaran orang - orang Arab saat itu adalah hafalannya. Menurut teori psikologi, orang yang tidak pandai membaca dan menulis akan menjadi orang yang luar biasa dalam hafalan dan ingatannya. Ini berhubungan dengan keadaan alamiah manusia yang menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan. Hal tersebut menjadi sanggahan dari subjektivitas Goldziher yang meragukan hafalan orang - orang Arab saat itu.

Gregor Schoeler dalam karyanya The Constitution of the Koran as a Codified Work : Paradigm for Codyfying Hadith and the Islamic Sciences? yang termaktub dalam jurnal Oral Tradition menegaskan bahwa memang pada awalnya hadis ditransmisikan secara oral (lisan) tetapi bisa saja para sahabat membuat sebuah catatan atau tulisan sebagai pelengkap hafalannya. Sebagai contoh, banyak sahabat yang terliput memiliki suhuf (catatan). Bahkan Ibnu Abbas, salah seorang sahabat yang ahli tafsir, teridentifikasi pernah terlihat membawa alwah (papan) dimana ia mencatat setiap kegiatan nabi Saw. [3]

Mengenai hadis, menurut Gregor Schoeler hadis adalah kumpulan perkataan dan perbuatan nabi Saw. dari masa nabi Saw. hidup sampai pada ketika nabi Saw. wafat. Dalam kajian terhadap hadis, Gregor Schoeler termasuk tokoh yang menolak teori projecting back yang dikemukakan oleh Joseph Schacht. Dalam teori ini, menegaskan bahwa hadis terutama berkaitan dengan hukum adalah buatan qadhi (hakim) yang menyandarkan pendapat atau pandangannya kepada orang dibelakangnya atau pendahulunya yang memiliki otoritas menguatkan pendapatnya. Sehingga qadhi atau hakim tersebut membuat rangkaian sanad palsu.

Baca Juga :

Selain itu, Gregor Schoeler juga mengkritik pendapat mengenai hadis tidak ada di zaman awal islam karena nabi Saw. sendiri yang melarang penulisan hadis. Dan dibandingkan dengan riwayat yang memperbolehkan penulisan hadis, riwayat - riwayat yang melarangnya ini jauh lebih banyak. Ada beberapa alasan mengapa nabi Saw. melarang penulisan hadis. Tapi dengan adanya riwayat lain yang menunjukkan kebolehan menulis hadis, hal tersebut harusnya dikompromikan bukan dihilangkan salah satunya. Beberapa alasan yang dikemukakan oleh Gregor Schoeler mengenai nabi Saw. melarang penulisan hadis diantaranya :

1. Adanya kekhawatiran terjadinya percampuran dengan Al - Qur'an. Sebagaimana kita tahu bahwa saat itu orang - orang Arab terkenal ummi sehingga jika hadis ditulis berbarengan dengan Al - Qur'an sangat rentan untuk terjadi percampuran.

2. Adanya kekhawatiran akan menurunnya daya ingat seorang penulis. Sesuai dengan psikologi, seorang yang tidak pandai menulis dan membaca akan jauh lebih kuat hafalannya. Hal tersebut merupakan reaksi alamiah dari manusia. Jika menulis tidak dilarang, para sahabat nabi khawatirnya akan bergantung kepada sahabat lain yang pandai menulis mengenai hadis - hadis nabi. Yang secara tidak langsung akan membuat hafalan mereka tentang hadis melemah.

3. Adanya kekhawatiran apabila ditulis, tulisannya tersebut akan jatuh ke tangan musuh atau pembenci islam dan akan disalahgunakan.

Penulis : Mushpih Kawakibil Hijaj dari berbagai sumber, ditulis 12.00 WIB, 12 Desember 2022.
Aktivitas : Mahasiswa Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

Referensi :

[1] Ummi Kalsum Hasibuan, Typology the Study of Hadith Orientalist : Thinking A. Kevin Reinhart in Juynbolliana, Gradualism, The Big Bang, and Hadith Study in the Twenty First Century, Volume. 08, Jurnal Ilmu - Ilmu Ushuluddin, Desember, 2020, h. 17.
[2] Muhammad Ghifari, Asal Usul Sanad dalam Wacana Orientalis : Studi Kritis atas Pemikiran Michael Cook, (Jakarta : Pustaka Harakatuna, 2020), h. 92.
[3] Gregor Schoeler, The Constitution of the Koran as a Codified Work : Paradigm for Codyfying Hadith and the Islamic Sciences?, Oral Tradition 25, no. 1, 2010, h. 202.
Diberdayakan oleh Blogger.
close