Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Memaafkan Diri Sendiri dan Masa Lalu



Sebagai manusia tentu kita tidak akan pernah lepas dari kesalahan diri sendiri dan tidak dapat hidup sendiri, itu yang mengharuskan setiap seseorang untuk selalu berupaya berdamai dengan diri sendiri dan bisa saling berhubungan dengan yang lainnya. Dan di dalam hubungan antar manusia terkadang tidak semuanya sempurna, pasti setiap individu pernah melakukan kesalahan dan juga pasti pernah merasakan sakit hati, marah, dan kecewa, pada diri sendiri dan orang lain karena kesalahan yang dibuatnya. 

Sejatinya memang perasaaan sakit hati, marah, dan kecewa termasuk hal yang akan terjadi ketika ada kesalahan, apalagi saat kesalahannya sangat fatal. Terkadang karena kesalahan fatal membuat kita selalu memikirkannya, dan di saat mengingat-ingat kesalahan membuat kita menjadi sedih, marah, kecewa, dan sakit hati. Pada saat itu pula semua emosi negatif akan terpendam di dalam hati dan menciptakan perasaan kebencian, jika tidak diatasi sama sekali. Hal tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan pikiran, mental, fisik seseorang, dan hubungan dengan orang lain. 

Memaafkan/self-forgivenessself/forgiveness merupakan pusat untuk mengembangkan manusia yang sehat dan hal yang paling penting adalah pemulihan hubungan antara diri sendiri dan orang lain setelah terjadinya konflik. Memaafkan bukanlah hal yang mudah, terutama bagi seseorang yang sudah telanjur kecewa dengan kesalahan apa yang terjadi di masa lalu, baik kesalahan yang dibuat oleh diri sendiri maupun orang lain.

Ada beberapa data/survei yang pernah mencoba menggali fenomena memaafkan, seperti data dari The Gallup Organization dan General Social Survey. The Gallup Organization menemukan fakta bahwa 94% responden penelitiannya menyatakan memaafkan adalah hal yang penting, namun sejumlah 85% responden menyatakan mereka memerlukan bantuan orang lain agar bisa memaafkan.

Tentu dari data tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa memaafkan diri sendiri dan masa lalu merupakan langkah yang baik untuk ke depannya. Memaafkan memang tidak semudah seperti halnya membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan waktu, proses, kesabaran, dan juga penerimaan. Padahal sikap memaafkan memiliki manfaat, diantaranya menurunkan tingkat kecemasan, gejala depresi, rasa penyesalan yang dalam, rasa bersalah, bahkan bisa meningkatkan harga diri dan harapan hidup seseorang terhadap masa depan.

Oleh karena itu, kita bisa mencoba untuk mengupayakan itu semua agar dapat memaafkan diri sendiri dan masa lalu. Cara-cara yang bisa kita lakukan untuk memaafkan ialah sebagai berikut. Pertama, selalu berdo’a agar diri kita diberikan penerimaan dan kelapangan hati. Kedua, hilangkan pikiran negatif. Ketiga, akui kesalahan dan jadikan sebagai suatu pelajaran. Keempat, fokus untuk memperbaiki diri. Kelima, berusaha agar sabar terus ketika kata memaafkan sudah terucap untuk orang lain. Keenam, sadari betul dampak posistif yang akan dirasakan disaat memafkan orang lain.

Beberapa peristiwa perlu kita terima sebagai pembelajaran berarti. Memang kita adalah bagian dari masa lalu. Akan tetapi, kita bisa memilih untuk tidak hidup lagi di dalamnya. Dan sadarilah bahwa diri kita berhak untuk bahagia.
___________________
Oleh:
Mutawarudin
Bimbingan dan Konseling Islam
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
Jl. Moh Noh Nur No. 112 Leuwiliang Bogor
mutawarudin38@gmail.com

Diberdayakan oleh Blogger.
close