Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Apa itu Customer Persona atau Buyer Persona?

Customer Persona

Sumber Foto : Pixabay

Customer persona atau disebut juga buyer persona adalah representasi yang besifat semi-fiksi dari tipikal pelanggan atau calon pelanggan yang menjadi target suatu kegiatan usaha atau bisnis. Mengapa sifat dari customer persona ini semi-fiksi? Karena keberadaan dari customer persona bukan merupakan pelanggan nyata atau real customer. Pelanggan atau customer disini adalah data yang dianggap memiliki kemungkinan lebih dekat untuk menjadi real customer. Data yang ada pada customer persona merupakan data yang nyata sehingga customer persona tidak dikatakan fiksi sepenuhnya.

Dalam dunia bisnis dan digital marketing, customer persona memiliki peran yang cukup penting. Dengan adanya customer persona kita bisa lebih mengetahui tentang pelanggan atau calon pelanggan. Hal tersebut dapat membantu kita dalam proses pembuatan konten, penyampaian pesan, pengembangan produk dan hal - hal yang berkaitan dengan apa saja yang pelanggan atau calon pelanggan butuhkan, sehingga kita bisa memenuhinya dengan produk atau jasa yang kita miliki. Selain itu, dengan adanya customer persona dapat membantu kita dalam mengukur skala prioritas mengenai proyek, kampanye atau inisiatif mana yang akan kita lakukan, sehingga kita bisa lebih mengoptimalkan waktu dan sumber daya.

Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan data dari customer persona? Ada 3 cara yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan data dari customer persona. Pertama, melalui asumsi atau dugaan. Hal ini didasarkan pada pengalaman yang pernah anda dapatkan sebelumnya. Misalkan, anda memiliki pengalaman berjualan secara offline dengan menyewa toko dan ingin mengembangkannya dengan berjualan online. Dari hasil pengalaman berjualan offline tersebut anda bisa menduga - duga tentang pelanggan yang datang membeli produk jualan anda. Misalkan pelanggan yang sering datang ke toko anda adalah seorang perempuan, umurnya duapuluh sampai tigapuluh tahun, sudah berumah tangga, memiliki anak dan kebanyakan datang dengan menggunakan kendaraan motor. Data - data tersebut bisa dimasukkan kedalam data customer persona untuk nantinya membantu anda ketika mempromosikan produk jualan di media online. Kedua, menggunakan media Analytics yaitu bisa dengan Facebook Audience Insights dan Google Analytics. Dan ketiga, dengan interview atau survei, bisa melalui obrolan sehari - hari dengan pelanggan, dimana anda coba tanyakan hobi, kegiatan, pekerjaan, status dan lain sebagainya.

Diantara data - data yang bisa dimasukkan kedalam customer persona adalah melalui pertanyaan - pertanyaan berikut :

Nama, jenis kelamin dan umur?

Apa yang sedang dibutuhkan?

Masalah apa yang sedang dialami?

Status (menikah atau belum)?

Jumlah anak?

Pendidikan?

Tempat tinggal?

Pekerjaan?

Penghasilan?

Device yang digunakan?

Buku atau majalah yang suka dibaca?

Blog atau website yang sering dikunjungi?

Grup media sosial yang mereka ikuti?

Hobi dan event yang suka mereka hadiri?

Acara TV dan movies yang mereka tonton?

Brand yang mereka sukai?

Influencers dan artis yang mereka ikuti dan sukai?

Quotes yang mereka suka?

Dengan menggunakan pertanyaan - pertanyaan diatas, kita bisa memperoleh data yang bisa dijadikan customer persona dari pelanggan usaha atau bisnis yang akan atau sedang kita jalani. Kita juga bisa menjadikan data tersebut sebagai bahan rujukan dan pedoman ketika promosi atau iklan. Sehingga kita bisa lebih dekat dengan target pelanggan nyata (real customer) yang ingin kita capai.

Baca Juga :

1. Nama, Jenis Kelamin dan Umur

Meskipun customer persona bukan merupakan pelanggan nyata, namun data berupa nama, jenis kelamin dan umur harus benar - benar ada. Karena hal tersebut bisa menjadi pedoman kita untuk melakukan riset iklan atau promosi. Misalkan kita menjual produk kecantikan, maka dalam promosi atau iklan kita bisa mentarget kepada sosok dengan nama - nama nyata yang familiar atau menarik dengan jenis kelamin perempuan dan umur 15 sampai 30 tahun. Hasil ini didapat melalui 3 cara mendapatkan customer persona yang telah dijelaskan diatas, yaitu dengan asumsi, media analytics dan interview atau survei yang sebelumnya kita lakukan.

2. Apa yang Calon Pelanggan Butuhkan dan Masalah Apa yang mereka hadapi

Suatu produk akan terjual jika produk tersebut dibutuhkan dan produk tersebut bisa berguna untuk masalah yang dimiliki calon pelanggan. Maka, mengetahui hal yang calon pelanggan butuhkan dan masalah yang mereka hadapi sangatlah penting, sehingga kita bisa menyediakan suatu produk yang berguna bagi calon pelanggan. Misalkan, disuatu daerah sedang musim hujan, maka kita bisa menjual produk payung atau jas hujan karena produk tersebut dibutuhkan dan menjadi problem solving calon pelanggan.

3. Status, Jumlah Anak dan Pendidikan

Mengetahui status, memiliki anak atau tidak dan pendidikan berfungsi untuk mentarget lebih rinci calon pelanggan. Tentunya, orang yang sudah berstatus menikah akan membutuhkan suatu produk yang belum atau tidak dibutuhkan oleh orang yang belum menikah, contohnya saja produk susu bayi. Ketika kita memiliki data bahwa target pelanggan kita seorang yang baru menikah dan memiliki bayi maka kita bisa menjual produk susu bayi kepada calon pelanggan tersebut. Selain itu, data berupa tingkat pendidikan bisa digunakan untuk mentarget calon pelanggan. Seseorang yang baru menginjak tingkat pendidikan di SMP tidak membutuhkan buku - buku perkuliahan. Sehingga apabila kita memiliki produk buku perkuliahan bisa mentarget orang - orang yang berada dijenjang perkuliahan saja.

4. Tempat Tinggal, Pekerjaan, Penghasilan dan Device yang Digunakan

Ketika kita mempromosikan atau mengiklankan produk lewat media online, maka hal yang cukup penting adalah mengetahui tempat tinggal calon pelanggan tersebut, karena media sosial sangat luas jangkauannya. Ketika kita menjual produk makanan cepat saji yang tidak tahan lama, maka kita bisa mentarget iklan tersebut khusus untuk orang - orang atau pengguna media online di daerah sekitar kita saja agar mudah terjangkau. Selain itu, pekerjaan, penghasilan dan device yang digunakan juga bisa kita target, jika kita menjual produk branded dan mahal, kita bisa mentarget orang - orang dengan pekerjaan, penghasilan dan device tertentu yang kita anggap mampu membeli produk kita.

5. Buku, Majalah, Blog/Website, Grup Media Sosial, Hobi, Acara TV dan Film yang Disukai

Data seperti buku dan majalah yang mereka baca, blog atau website yang sering mereka kunjungi, grup media sosial yang mereka ikuti, hobi yang mereka dalami dan acara TV atau Film yang sering mereka tonton bisa menjadi data untuk mentarget calon pelanggan yang nantinya bisa disesuaikan dengan produk yang akan kita jual.

6. Brand, Influencers/tokoh dan Quotes

Untuk data berupa brand yang mereka pakai, influencers atau tokoh yang mereka ikuti serta quotes yang mereka yakini bisa menjadi data pelengkap ketika mentarget calon pelanggan. Misalkan kita akan mentarget seseorang yang sering memakai brand tertentu, maka kita bisa mentarget orang tersebut dengan mempromosikan kelebihan produk yang kita jual dibandingkan dengan produk yang calon pelanggan sering gunakan atau pakai.

Penulis : Mushpih Kawakibil Hijaj

Diberdayakan oleh Blogger.