Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Sultan Murad II Ayah Al - Fatih Penakluk Konstantinopel 1453 M

 

 
Sumber Foto : Google Image

 

   Sultan Murad II lahir pada tahun 1404 M di Amasya, Turki. Dan meninggal pada tahun 1451 M di Edirne, Turki. Ia adalah anak dari sultan Mehmed I dan ibunya bernama Emine Hatun. Pada masa kecilnya, sultan Murad II lebih banyak tinggal di Amasya. Sampai pada tahun 1410 M, ia pergi bersama ayahnya, sultan Mehmed I ke Edirne, ibu kota kesultanan Utsmaniyah pada waktu itu. 

   Tiga tahun setelah kedatangannya bersama sultan Mehmed I. Tepatnya pada tahun 1413 M, Sultan Mehmed I resmi menaiki takhta kesultanan Utsmaniyah. Setelah sebelumnya menjadi perebutan saudara - saudaranya. Karena sepeninggalan sultan Bayezid I, ayah dari sultan Mehmed I, kesultanan Utsmaniyah tidak menetapkan satu nama khusus untuk menggantikannya. Sampai akhirnya terjadi perebutan takhta antar anak - anak sultan Bayezid I. Dan ditahun yang ke sebelas, perebutan itupun berakhir, karena sultan Mehmed I berhasil mengambil takhta menjadi satu - satunya sultan di kesultanan Utsmaniyah.

   Setelah ayahnya naik takhta. Sultan Murad II dikirim untuk menjadi gubernur di Amasya. Hal ini menjadi salah satu tradisi, dimana anak - anak sultan dikirim untuk memimpin suatu wilayah sebagai bekal ketika ia menjadi sultan kelak. Di Amasya, sultan Murad II menjadi gubernur sampai tahun 1421 M. Pada tahun itu, sultan Murad II kembali ke Edirne untuk menggantikan ayahnya, sultan Mehmed I yang meninggal dunia. Ia pun dilantik menjadi sultan Utsmani dan berkuasa sejak tahun itu.

 

Dua Kali Naik Takhta

   Pada tahun 1421 M, sultan Murad II naik takhta menggantikan ayahnya, sultan Mehmed I. Namun, pada tahun 1444 M. Sultan Murad II sempat memberikan takhta itu kepada anaknya, sultan Muhammad Al- Fatih. Dan kembali bertakhta yang kedua kalinya pada tahun 1446 M sampai 1451 M. 

   Sultan Murad II memberikan takhta kepada Al - Fatih bukan tanpa alasan. Saat itu, ia dilanda kesedihan karena ditinggal anaknya, Ali. Yang digadang - gadang akan menggantikan posisinya sebagai sultan. Ia juga ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sehingga ia menyerahkan kekuasaannya kepada Al - Fatih setelah menandatangani perjanjian damai dengan raja Hongaria Ladislas dan sekutunya untuk tidak melakukan peperangan selama 12 tahun. Menurut sultan Murad II, waktu tersebut cukup bagi Al - Fatih untuk mematangkan kecakapannya dalam mengurus kesultanan Utsmani.

   Namun, perjanjian itu dikhianati oleh raja Ladislas. Sampai akhirnya, pada tahun 1446 M sultan Murad II kembali naik takhta untuk kedua kalinya. Dan ditahun 1448 M, sultan Murad II memimpin pasukannya untuk bertempur di lembah Pentallaria selama 3 hari. Pertempuran itupun dimenangkannya, dan ia kembali meneruskan takhta sampai tahun 1451 M. Sultan Murad II meninggal cukup muda, diusianya yang ke - 47 tahun. Ia digambarkan sebagai sultan yang paling baik di barat maupun di timur pada zamannya. Ia juga diberi anugrah kecerdasan, dermawan dan sangat berani. Sebagian besar hidupnya dihabiskan untuk berjihad dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. 


Peran Sultan Murad II Yang Melahirkan Pahlawan

   Sebagaimana yang kita ketahui, sultan Murad II adalah ayah dari sultan Muhammad II (Al -Fatih) penakluk Konstantinopel. Perannya dalam mendidik Al - Fatih sangatlah besar. Sultan Murad II yang terkenal sangat gigih, kegigihannya itu ditularkan kepada Al - Fatih. Sehingga terbentuklah semangat pantang menyerah dalam diri sultan Muhammad Al - Fatih.

   Dalam pemerintahannya, sultan Muhammad Al - Fatih terkenal sangat dekat dengan alim ulama. Ternyata, hal itu dicontoh dari ayahnya, sultan Murad II, yang juga sangat dekat dengan alim ulama. Pada waktu Al - Fatih kecil, sultan Murad II menjadikan ulama sebagai pendidik utama Al - Fatih. Dua ulama yang dekat dengan Al - Fatih sampai dewasa, yakni Maula Ahmad bin Ismail Al - Kurani dan Syaikh Aaq Syamsuddin adalah ulama yang mendapat permintaan sultan Murad II untuk mendidik Al - Fatih pada waktu kecil, Sampai - sampai kedua guru Al - Fatih ini termasuk yang mempengaruhi Al - Fatih dalam semangat juang dan jihad menaklukkan Konstantinipel.

   Keberhasilan sultan Muhammad II, tidak terlepas dari keberhasilan ayahnya, sultan Murad II, dalam mendidik, memberikan fasilitas dan contoh yang terbaik. Sehingga terlahirlah seorang pahlawan yang menjadi bukti kebenaran nubuat Nabi Saw. tentang sebaik - baik pemimpin, ia yang menaklukkan Konstantinopel. Tahun 1453 M Konstantinopel takluk dan kemenangan diraih umat islam.


Baca Juga : 

- Sultan Muhammad II (Al- Fatih) Penakluk Konstantinopel 1453 M

- Inkisyariyah (Jeniseri) Pasukan Legendaris Kesultanan Utsmaniyah

- Hubungan Baik Antara Kesultanan Utsmaniyah Dengan Kesultanan Aceh

- Romantisme Mimar Sinan, Sang Arsitek Legendaris Kesultanan Utsmani

- Sejarah Peradaban Islam Masa Daulah Safawiyah di Persia (Pesaing Kesultanan Utsmaniyah) 

 

Diberdayakan oleh Blogger.
close