Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Hakikat Asal Usul Tasawuf

 


Sumber Foto : Freepik.com



Tasawuf oleh kaum orientalis barat disebut sufisme, merupakan mistisisme dalam islam. Menurut Harun Nasution, tasawuf atau mistisisme adalah suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan, tasawuf atau sufisme mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang islam dapat berada sedekat mungkin dengan Allah Swt.

Dalam Sejarah, ulama yang pertama kali menggunakan kata sufi yang merupakan asal dari kata tasawuf adalah seorang zahid atau ascetic, bernama Abu Hasyim Al – Kufi (w.150 H) di Irak. Adapun mengenai etimologi dari sufi itu sendiri, terdapat beberapa teori. Ada yang mengemukakan berasal dari Ahl al – suffah yakni para sahabat nabi yang ikut pindah dari Mekkah ke Madinah yang tinggal di masjid nabi. Mereka meninggalkan harta benda di Mekkah, dalam arti mereka meninggalkan keduniaan, miskin namun berhati baik dan mulia, itulah sifat – sifat kaum sufi. Selain itu ada juga pendapat yang mengemukakan sufi secara etimologi berasal dari Saf (barisan), Sufi (suci), Sophos (hikmat) dan Suf (kain wol).

Dari pengertian yang telah disebutkan, timbul pertanyaan, darimana latar belakang tasawuf berasal? Ada beberapa teori mengenai asal usul tasawuf dan latar belakangnya, baik itu teori yang mengemukakan berasal dari luar islam atau dari dalam islam itu sendiri. Adapun Teorinya antara lain :

Pertama, dalam Literatur Arab terdapat tulisan – tulisan tentang rahib – rahib yang mengasingkan diri di padang Arabia. Dikatakan bahwasanya lampu – lampu mereka pada malam hari menjadi penunjuk jalan bagi kafilah dalam perjalanannya. Tempat mereka yang sederhana menjadi tempat berlindung bagi mereka yang kemalaman dan kemurahan hati mereka yang memberi makan untuk orang – orang yang kelaparan. Sehingga, teori ini mendukung asal usul tasawuf yakni hasil pengaruh dari rahib Kristen.

Baca Juga : Syarat Menjadi Seorang Pemimpin Menurut Ulama Klasik

Kedua, falsafat mistik Pythagoras yang berpendapat bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di dunia sebagai orang asing. Kesenangan yang sebenarnya ada di alam samawi bukan di dunia. Untuk mencapai kesenangan itu roh harus suci dengan cara meninggalkan materi. Ajaran meninggalkan dunia inilah yang menurut sebagian orang mempengaruhi timbulnya zuhud dan sufisme dalam islam.

Ketiga, Plotinus mengemukakan falsafat emanasi, yang mengatakan bahwasanya wujud ini merupakan pancaran dari zat tuhan yang maha esa. Roh berasal dari tuhan dan akan kembali kepada tuhan. Namun untuk kembali kepada tuhan, roh harus suci dari kotoran, yang dimana alam materi atau keduniaan menjadi sebab kotornya roh. Dengan meninggalkan keduniaan maka roh bisa kembali suci. Sebagian orang mengatakan tasawuf mendapat pengaruh dari Plotinus dengan falsafat emanasinya ini.

Keempat, untuk mencapai nirwana, orang – orang Budha harus meninggalkan dunia dan memasuki hidup kontemplasi. Ajaran Budha yang satu inilah yang sebagian pendapat mempengaruhi tasawuf dalam islam.

Kelima, Selain ajaran Budha, ajaran Hindu pun mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati tuhan untuk mencapai persatuan Atman dengan Brahman. Sehingga ajaran ini dianggap berpengarug pada asal tasawuf dalam islam menurut sebagian pendapat.

Baca Juga : Filsafat Ketuhanan dan Jiwa (Ya'qub Ibnu Ishak Al - Kindi)

Beberapa teori yang saya sebutkan merupakan pendapat sebagian orang, yang meneliti tentang asal usul tasawuf. Dibalik benar atau tidaknya pendapat diatas, menurut pribadi, semua teori tersebut sangat payah dan susah untuk dibuktikan. Akan tetapi, bagaimanapun juga, dengan ada atau tidak adanya teori – teori tersebut, sufisme dalam islam masih bisa timbul dengan sendirinya. Karena terdapat ayat – ayat Al – Qur’an yang dekat sekali hubungannya dengan konsep ajaran tasawuf.

Tentang kedekatan manusia dan tuhan yang diajarkan dalam tasawuf. Yakni bagaimana membangun kedekatan dengan tuhan, didalam Al – Qur’an terdapat banyak sekali ayat yang menerangkan hal itu. Salah satunya Q.S. Qaf (50) : 16,

 

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ  وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيْدِ

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya”

  

Dari ayat diatas, secara tekstual bisa kita pahami bahwasanya tuhan itu pada hakikatnya sangat dekat dengan diri manusia. Bahkan lebih dekat daripada urat leher manusia itu sendiri.

Baca Juga : Sejarah Peradaban Islam Masa Daulah Safawiyah di Persia

Selain ayat diatas, masih banyak ayat lain yang memberikan penjelasan tentang kedekatan tuhan dengan hambanya. Namun saya mencantumkan satu saja agar lebih singkat dalam pembuatan tulisan ini. Dalam hadis nabi saw. Juga terdapat redaksi yang menggambarkan kedekatan tuhan dengan manusia,

 

من عرف نفسه فقد عرف ربّه

“Orang yang mengetahui dirinya, itulah orang yang mengetahui tuhan.”

 

Dapat saya ambil pemahaman, bahwasanya untuk mengetahui tuhan pada hakikatnya bisa dilakukan dengan mengetahui diri manusia itu sendiri. Dalam ajaran tasawuf Abu Yazid Al – Bustami kita kenal ‘Ittihad yaitu bersatunya manusia dengan tuhan, dalam bentuk kesadaran roh yang dalam ajarannya Al – Farabi, roh merupakan pancaran atau emanasi dari tuhan yang satu.

Asal usul tasawuf menurut pemahaman saya, masih sangat terbuka untuk dikaji. Entah itu tasawuf mendapat pengaruh dari luar islam ataupun tidak, bagi saya perlu dikhususkan pengkajiannya, bisa jadi digali kembali sejarahnya atau diteliti ulang segala konsep – konsep ajarannya. Namun, ada atau tidak pengaruh luar islam dalam tasawuf, islam sendiri dalam pedomannya sangat erat dengan konsep ajaran tasawuf. Sehingga saya berpedoman  kepada para alim ulama yang menjadikan tasawuf bagian dari islam dan tidak merupakan suatu hal yang merusak islam itu sendiri.

Baca Juga : [Cerpen] Berawal Dari Sebuah Mimpi - Sri Wahyuni

Diberdayakan oleh Blogger.
close