Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Kategori Kata dan Klitik [Materi 4 Kelas Menulis Penadiksi]

Kategori dan Klitik

Minggu sebelumnya kita sudah membahas mengenai sejarah ejaan, kata dasar dan juga imbuhan ya teman-teman. Untuk melengkapi pembahasan sebelumnya sekaligus memudahkan kita mempelajari materi selanjutnya, kali ini Minpena akan membahas mengenai kategori kata.

Menurut Harimurti Kridaksana–seorang pakar sastrawan, penulis, dan kritikus Indonesia–menyebutkan bahwa kategori kata dibagi menjadi 13, yaitu :

1. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas, kata kerja khususnya yang bermakna keadaan, tidak dapat diberi prefiks ter- yang berarti ‘paling’. Kata kerja dapat dibedakan menjadi kata kerja aktif dan kata kerja pasif. Kata kerja aktif dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif. Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang apabila digunakan dalam kalimat menuntut kehadiran objek. Kata kerja aktif intransitif adalah kata kerja yang apabila digunakan dalam kalimat tidak menuntut kehadiran objek. Kata kerja pasif yaitu kata kerja yang berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil.

2. Kata Sifat (Adjektiva)

Yaitu kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang.

3. Kata Benda (Nomina)

Yaitu kata yang berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap, kata benda (nomina) umumnya dapat diikuti oleh adjektiva.

Baca Juga : Membangun Mental Penulis [Materi 1 Kelas Menulis Penadiksi]

4. Kata Ganti (Pronomina)

Yaitu kata yang berfungsi untuk menggantikan kata benda (nomina). Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1) pronomina persona, (2) pronomina penunjuk, dan (3) pronomina penanya.

5. Kata Bilangan (Numeralia)

Untuk kata ini teman-teman pasti sudah tahu ya. Kata ini berhubungan dengan kuantitas.

6. Kata Keterangan (Adverbia)

Yaitu yang dapat mendampingi kata sifat (adjektiva), kata bilangan (numeralia), atau kata depan (preposisi).

7. Kata Tanya ( Interogative)

Yaitu kata yang berfungsi membentuk kalimat tanya, seperti: mengapa, kenapa, bagaimana, berapa, apa, siapa, mana, bilamana, kapan, bila, dan bukankah.

8. Kata Tunjuk (Demonstrative)

Yaitu kata yang berfungsi menunjukan sesuatu di dalam maupun di luar wacana.

9. Kata Sandang (Artikula)

Yaitu kata yang berupa partikel, jadi tidak dapat berimbuhan.

10. Kata Depan (Preposisi)

Yaitu kata terletak di bagian awal frasa dan unsur yang mengikutinya dapat berupa kata benda (nomina), kata sifat (adjektiva), atau kata kerja (verba).

Baca Juga : Bahasa, Ejaan, Huruf dan Kata Baku [Materi 2 Kelas Menulis Penadiksi]

11. Kata Sambung (Konjungsi)

Yaitu kata yang menghubungkan dua satuan atau lebih dalam konstruksi, baik yang setataran maupun yang tidak setataran.

12. Fatis

Biasanya terdapat dalam konteks dialog atau wawancara bersambutan yaitu kalimat-kalimat yang diucapkan oleh pembicara dan kawan bicara. Contoh : kok, deh, atau selamat.

13. Kata Seru (Interjeksi)

Selanjutnya Minpena ingin mengajak teman-teman untuk mengingat kembali materi sebelumnya, yaitu ciri bahasa yang berjumlah 9. Diantara Ciri-ciri tersebut adalah bahasa itu bermakna, berubah bunyi, dan berupa simbol.

Bahasa memiliki dua unsur, yaitu bentuk dan makna. Bentuk berupa bunyi atau huruf. Sedangkan makna adalah hal yang diungkapkan oleh bentuk bahasa dan merupakan unsur internal bahasa.

Makna dibedakan menjadi dua jenis, makna leksikal dan makna gramatikal. Secara singkat, makna leksikal dapat dipahami sebagai makna yang ditunjukkan oleh satuan kebahasaan atau kata. Contoh makna leksikal kata bola. Konsepnya benda yang bundar terbuat dari plastik kemudian ditunjuk dengan gambar sebuah bola.

Baca Juga : Imbuhan dalam Penulisan [Materi 3 Kelas Menulis Penadiksi]

Sedangkan makna gramatikal secara singkat adalah makna yang timbul atau ditunjukkan oleh kata yang telah mengalami penggabungan atau telah mengalami proses tata bahasa. Contoh makna gramatikal yaitu bukuku yang menyatakan makna kepemilikan.

Ragam Pertanyaan :

1. Bagaimana cara mengetahui kalau dalam satu kalimat itu mengandung kata kerja pasif / aktif?

2. Kata pronomina terbagi menjadi beberapa bagian. Bisa berikan contoh singkatnya?

3. Arti arbiter adalah?

4. Banyak kategori kata yang kurang aku pahami, seperti kata benda, keterangan. Maaf beri gambaran yang lebih jelas?

5. Maksudnya makna leksikal dan makna gramatikal, penempatannya bagaimana?

Jawaban :

1. Untuk mengetahui atau membedakan kata kerja aktif dan pasif dapat dilihat dari kata yang digunakan. 

Kata kerja aktif biasanya memiliki imbuhan ber- dan me-. Contoh berlari = melakukan kegiatan lari ; membaca = melakukan kegiatan baca.

Sedangkan untuk kata kerja pasif biasanya disertai imbuhan di- atau ter-. Contoh diinjak ; terjatuh
Jika diperhatikan dari contohnya, dapat disimpulkan bahwa kata kerja aktif adalah kata yang bermakna dilakukan oleh subjek utama, sedangkan kata kerja pasif tidak dilakukan oleh subjek utama.

2. Pronomina personal atau kata ganti orang contoh dia, kamu, kita. Pronomina petunjuk atau kata ganti petunjuk contoh ini, itu, sana, sini. Pronomina penanya sama saja seperti kata Interogative atau kata tanya yaitu apa, dimana, siapa, dan sebagainya.

3. Arbitrer itu artinya kebebasan menggunakan bahasa maksudnya bahwa lambang bahasa ini tidak terikat dengan objek yang di maksud. 

Misalnya kata pohon disepakati sebagai makhluk hidup penghasil oksigen, antara lambang dan arti tidak memiliki keterkaitan ciri sama sekali. Bahasa yang arbitrer ini berdasarkan hasil kesepakatan para penggunanya.

Sedangkan imbuhan itu adalah suatu bentuk yang ditambahkan pada kata dasar–baik di awal maupun akhir–yang akan membentuk kata baru dengan arti yang berbeda atau pengembangan arti sesungguhnya.

Contoh kata cuci berarti kegiatan membersihkan. Jika diberi imbuhan di- menjadi dicuci, artinya dia atau sesuatu itu dikenakan kegiatan membersihkan atau sedang dibersihkan.

4. - kata benda, mencakup manusia, benda mati, hewan, ataupun tumbuhan. Dalam deskripsi diatas disebutkan bahwa kata benda dapat diikuti kata adjektiva (kata sifat).

Contoh : mobil mogok

Mobil sebagai kata benda dan mogok sebagai kata sifat

Contoh lain : bunga layu

Bunga sebagai kata benda dan layu sebagai kata sifat

- kata keterangan (adverbia) sesuai narasi diatas berfungsi untuk memberikan keterangan.

Contoh kata keterangan yaitu sangat, mungkin, semoga dan sebagainya.

Contoh dalam kalimat

Bunga itu sangat cantik

Bunga (kata benda), itu (kata tunjuk), sangat (kata keterangan), cantik (kata sifat)

5. Makna merujuk pada pengertian internal, yang mana hal ini membuat makna itu tidak terlihat tapi dapat dipahami dengan ngamati kata.

Contoh : mobil itu mogok di gurun Sahara

Mobil dalam kalimat pertama memilki makna leksikal, karena kata tersebut berupa kata tunggal yang maknanya sudah jelas yaitu sebuah benda.

mobilnya mogok di gurun Sahara

Pada kalimat dua, kata mobilnya memiliki makna gramatikal karena menunjukkan arti kepemilikan.

Klitik dalam bahasa Indonesia telah dibahas oleh (1) Ramlan (1965:25), (2) Samsuri (1985:195), dan (3) Kridalaksana (2007:38). Ramlan (1965:25) dalam bukunya yang berjudul Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif memaparkan bahwa klitik merupakan golongan satuan terikat, namun satuan-satuan klitik tersebut memiliki makna yang berbeda.

Berdasarkan letaknya terhadap kata yang dilekatinya, klitik dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : 

1. Proklitik adalah klitik yang melekat pada awal kata, misalnya ku- pada kata kuambil, kau- pada kata kauambil.

2. enklitik adalah klitik yang melekat pada akhir kata, misalnya enklitik –ku, pada kata rumahku, -mu pada rumahmu, dan –nya pada kata rumahnya

• Kata ganti atau klitik ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahului.

Contoh : kubaca, kautulis, bukumu, bukunya, bukuku.

• Pada dasarnya klitik merupakan kata ganti orang. klitik kau- adalah kata ganti dari engkau, dan ku- dari aku.

• Apabila klitik menyertai kata singkat maka penggunanya diuraikan, contoh KTP-mu.
Adapula istilah partikel -lah, -kah, dan -tah

- ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
contoh : bacalah.

Ragam Pertanyaan :

1. Bahasa formal dalam bahasa indonsia apa engkau kamu? Atau saya kamu?

2. Kata kau di sambung pada semua kata yang mengikutinya atau gimana. Misal kau cantik (kaucantik) seperti  itu kah?

3. Untuk klitik "-nda" contohnya bagaimana?

Jawaban : 

1. Setahu Minpena, bahasa formal untuk kata ganti orang itu saya dan anda. Kata engkau biasanya digunakan sebagai kata baku non formal.

2. Penggunaan klitik tersebut disambung dengan catatan kata setelah atau sebelumnya merupakan kata kerja. Namun khusus untuk klitik kau tidak masalah jika dipisah juga.

3. Kliti ku, kau, mu, nda, dan nya pada dasarnya merupakan kata ganti

Ku merupakan kata ganti dari aku

Kau merupakan kata ganti kamu (hanya dapat digunakan didepan)

Mu merupakan kata ganti kamu (digunakan dibelakang)

Nda merupakan kata ganti anda

Dan nya kata ganti dari dia

Contoh penggunaan klitik -nda yang paling sering disebutkan yaitu pada kata ayahanda, ananda, ibunda.

Diberdayakan oleh Blogger.
close