![]() |
Puisi Seperti Kopi Di Pagimu. |
SEPERTI KOPI DI PAGIMU
Pagi merambat, perlahan menyingkap tirai malam. Aroma kopi menyeruak, mengusir sisa kantuk, serupa bisikan lembut yang membangunkan jiwa. Ia tak berteriak, tak memaksa, hanya hadir dengan kehangatan yang merengkuh. Begitulah Engkau, Tuhan.
Engkau hadir dalam setiap embun yang menetes di pucuk daun, dalam setiap kicau burung yang membelah sunyi. Seringkali aku alpa, sibuk mengejar bayangan dunia yang fana. Namun, seperti kopi yang setia menunggu di cangkir, Engkau tak pernah beranjak. Kesabaran-Mu lebih pekat dari ampas kopi terendap, kasih-Mu lebih manis dari gula yang larut sempurna.
Kadang, ada pahit yang tak terhindarkan, seperti kopi tanpa gula. Ujian datang bertubi, menguji keyakinan. Namun, dalam pahit itu pulalah Engkau mengajariku makna sejati. Bahwa hidup tak selalu tentang manis, tapi tentang bagaimana kita meresapi setiap rasa, dan menemukan hikmah di baliknya.
Engkau adalah kebiasaan baik yang tak ingin kutinggalkan. Ritual pagi yang mendamaikan. Dalam setiap tegukan kopi, ada syukur yang terucap, ada doa yang mengalir. Ia bukan sekadar minuman, melainkan pengingat akan kehadiran-Mu yang tak pernah lekang oleh waktu, tak pernah pudar oleh keramaian.
Terima kasih, untuk pagi ini, dan untuk setiap tegukan kehidupan yang Engkau sajikan. Biarkan aku senantiasa menikmati-Mu, seperti kopi di pagiku, yang selalu kunanti, selalu kubutuhkan, selalu kuhargai.
Purwokerto, 11 Juni 2025.
U. Gunawan.
Baca Juga Puisi Lain Di Penadiksi: