LELAKI DAN MALAM YANG MENGGODA
Di balik tirai senja yang mulai merajut,
Lelaki itu duduk, kopi pahitnya mengepul.
Bukan merenung nasib, bukan pula menghitung surut,
Tapi matanya liar, ke jendela ia menatap nakal.
Jam dinding berdetak, iramanya menggoda,
Mengingatkannya pada janji yang belum terucap.
Bukan janji setia, bukan pula janji ibadah,
Tapi janji pada bir dingin dan obrolan tanpa sekat.
Asap rokok menari, membentuk siluet dosa,
Di antara buku-buku suci yang tak lagi terbaca.
Bukan karena ia durhaka, bukan pula lupa agama,
Hanya saja malam ini, setan lebih menggoda.
Lampu jalanan bernyanyi, lagunya sumbang dan seru,
Mengajaknya keluar, menantang sunyi yang membeku.
Bukan mencari keramaian, bukan pula ingin dipuji,
Hanya ingin membuktikan, ia masih punya nyali.
Maka berdirilah ia, dengan langkah sedikit limbung,
Meninggalkan sepi, menuju riuh yang bertumbuh.
Bukan mencari cinta, bukan pula mencari ribut,
Hanya ingin menjadi lelaki, di malam yang penuh kejutan lembut.
Purwokerto, 14 Mei 2025.
U. Gunawan.
Baca Juga Puisi Lain Di Penadiksi: