KEMANA PERGINYA MALU
Oleh Didik S
Di bangun oleh leluhur dari kebenaran, kebajikan hakiki.
Sebagai pondasi moral kehormatan tertinggi.
Agar tak memudar menjaga hilangnya harga diri.
Akan kekhawatiran lenyapnya reputasi.
Malu adalah budi pekerti kekuatan adab tertinggi.
Malu adalah kendali emosi memakan jiwa mempertahankan integrasi.
Malu adalah akhlak terpuji pedoman menahan diri.
Malu adalah ketika harga dirimu berada dibawah kaki dan mengubur diri sendiri.
Kemana perginya malu ...
Ketika berita kriminal menjadi santapan setiap hari.
Ketika siswa hilang moral melawan melaporkan gurunya pada polisi.
Ketika anak durhaka tega menyiksa, membunuh orang tua kandungnya sendiri.
Ketika orang tua bejad memperkosa menghamili darah dagingnya sendiri.
Kemana perginya malu...
Ketika para pejabat bergaya hedonis hidup mewah.
Tetapi rakyatnya miskin kelaparan,banyak sekolah roboh dan jalan rusak parah.
Bekerja bermental pak ogah dengan tangan dibawah.
Setiap layanan dijadikan sumber pundi rupiah.
Kemana perginya malu...
Ketika pejabat kehilangan malu berperilaku serakah.
Melakukan korupsi terang-terangan dengan berjamaah.
Menjadi tikus buduk dinegeri sendiri tak merasa bersalah.
Baginya tak memiliki harga diri bukan lagi masalah.
Memprihatinkan, malu bersalah sudah menipis bahkan hilang punah.
Benteng akhlak kejujuran telah rapuh runtuh rata tanah.
Tak ada lagi yang peduli menjaga tegaknya malu.
Jika tak ada lagi malu, berbuatlah sesuka hatimu.
Palembang, 12 Maret 2024.
Bionarasi, Didik S adalah guru yang menekuni jurnalis dan penulis.
Karya-karyanya banyak di muat dalam buku antologi puisi yang d tulis bersama para penulis dan penyair Nusantara.
Kegemarannya menulis ketika masih sebagai mahasiswa di Universitas Sriwijaya tahun 90an.
Ketika karya puisinya di muat di koran lokal palembang dan karya artikel psikologinya di muat di koran lokal Jambi dan majalah wanita Femina.
Harapannya ingin mewujudkan memiliki buku buah tunggal karya sendiri.