Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Kajian Barat Terhadap Hadis : Michael Allan Cook

sumber foto : pixabay

A. Biografi Michael A. Cook

Michael Allan Cook lahir pada tahun 1940, di Inggris. Ia adalah seorang sejarawan dan seorang sarjana dibidang sejarah islam dan hadis dari Universitas Princeton, New Jersey, Amerika Serikat. Sebagai seorang ilmuan kelas dunia, ia telah berhasil memperoleh beberapa penghargaan dalam karirnya, diantaranya :

1. Pada tahun 2001, ia terpilih menjadi anggota American Philosophical Society. Yaitu sebuah organisasi orang - orang terpelajar yang memiliki reputasi internasional yang mempromosikan penggunaan pengetahuan dalam sains dan kemanusiaan melalui penelitian, pertemuan profesional, publikasi, sumber-sumber perpustakaan, dan di luar jangkauan masyarakat. Dianggap sebagai perhimpunan terpelajar pertama di Amerika Serikat, organisasi tersebut memainkan peran penting dalam kehidupan intelektual dan budaya Amerika selama lebih dari 270 tahun. [1]

2. Pada tahun 2002, ia mendapat hadiah sebesar $1.5 juta karena prestasi terhormat dari Mellon Foundation berkat sumbangan asihnya terhadap penelitian dibidang ilmu humaniora.

3. Pada tahun 2004, ia terpilih menjadi anggota American Academy of Arts and Sciences. Yaitu salah satu perhimpunan kehormatan tertua dan paling prestisius dan pusat utama untuk riset kebijakan di Amerika Serikat. Terpilih di Akademi ini dianggap menjadi salah satu kehormatan tertinggi di negara tersebut. [2]

4. Pada tahun 2006, ia mendapatkan hadiah Howard T. Behrman, yang merupakan sebuah hadiah prestasi terhormat dibidang ilmu humaniora di Princeton.

5. Pada tahun 2008, ia mendapatkan hadiah Farabi dibidang ilmu humaniora dan studi - studi keislaman.

Salah satu karya Michael Allan Cook adalah The Opponents of the Writing of Tradition in Early Islam. Dalam karyanya ini ia secara apik menggambarkan bagaimana polemik penentangan terhadap penulis hadis itu muncul, kapan terjadinya dan kemungkinan apa yang melatarbelakanginya. Sehingga karyanya yang satu itu menjadi salah satu karya yang penting untuk dikaji.

B. Pemikiran Michael Allan Cook

Menurut Herbert Berg pandangan dan pemikiran Michael Allan Cook terhadap hadis merupakan pandangan yang hiper-skeptisisme. Dimana, ia cenderung menolak bukti apapun yang bertentangan dengan pendekatan neo-skeptisnya. [3]

Berkaitan dengan teori Common Link yang dicetuskan orientalis pendahulunya. Michael Allan Cook meragukan validitasnya. Ia menolak sama sekali validitas dari teori tersebut. Yang membuatnya dianggap lebih skeptis dari Goldziher dan Schacht dalam memandang autentisitas hadis. Bersama dengan Norman Calder ia termasuk orientalis neo - skeptisisme.

Secara umum, fokus kajian Micahel Allan Cook terhadap hadis tertuju pada autentisitas hadis, kronologi dan kepengarangannya. Ia menolak teori Common Link yang dikembangkan oleh Juynboll untuk menelusuri asal usul sebuah hadis. Ia juga tidak menggunakan teori dating (penaksiran/penanggalan) terhadap hadis, sebagai efek dari ketidakpercayaannya terhadap rangkaian sanad hadis.

Kritik Michael Allan Cook terhadap Common Link diantaranya dengan mengembangkan dan memperluas teori Jospeh Schacht yaitu teori penyebaran isnad (the spread of isnads). Teori ini menyebutkan bahwa para periwayat hadis terbiasa menciptakan isnad - isnad tambahan untuk mendukung sebuah matan hadis yang sama. [4] Menurut Michael Allan Cook, fenomena Common Link adalah akibat dari proses penyebaran isnad dalam skala besar. Sehingga, teori ini tidak benar - benar memastikan bahwa periwayat kunci adalah sumber riwayat hadis. Sehingga Michael Allan Cook menolak validitas dari teori ini dengan mengemukakan tiga proses atau cara terjadinya penyebaran isnad. Pertama, seorang periwayat melompati periwayat lain yang se zaman. Kedua, Seorang periwayat menyandarkan hadis kepada seorang guru yang berbeda. Dan ketiga, Seorang periwayat menciptakan isnad - isnad lain untuk memperkuat riwayat hadisnya.

Pada proses pertama, misalnya, seorang periwayat A se zaman dengan periwayat B. Periwayat A menerima riwayat dari gurunya si C misalkan, dan ia menyampaikan riwayat tersebut kepada periwayat B. Jika periwayat B adalah seorang yang jujur maka ia akan mengatakan mendapat riwayat dari A dari gurunya (C). Namun, bisa saja periwayat B melompat dengan mengatakan ia telah mendapat riwayat dari seorang guru (C) tanpa menyebutkan periwayat A. Hal tersebut tentunya menjadi masalah karena pada dasarnya periwayat B berbohong, ia tidak menerima riwayat tersebut dari seorang guru.

Pada proses kedua, misalnya, seorang periwayat A se zaman dengan periwayat B. Periwayat A menyampaikan sebuah riwayat dari gurunya (C) kepada periwayat B. Seorang periwayat B, jika ia orang yang jujur maka ia harusnya mengatakan mendapat riwayat dari A daru gurunya (C). Namun karena ia mungkin merasa tidak pernah bertemu dengan guru (C) atau guru (C) tersebut dianggap kurang diterima dikelompok periwayat B, maka ia menyandarkan riwayat tersebut kepada gurunya (D). Padahal ia sama sekali tidak pernah mendapatkan riwayat tersebut dari gurunya tersebut.

Adapun proses ketiga, misalnya, seorang periwayat A secara sendirian mendapat riwayat dari gurunya. Karena ia mengetahui jika suatu riwayat hanya diterima oleh sendiri maka riwayat tersebut tidak akan diterima atau dipercaya maka ia membuat isnad - isnad lain untuk memperkuat riwayat yang ia terima.

C. Penulisan Hadis Menurut Michael Allan Cook

Berbeda dengan Gregor Schoeler, Fuat Sezgin dan Nabia Abbot yang meyakini adanya tradisi tulis menulis sejak masa awal islam. Michael Allan Cook berpendapat bahwa tradisi tulis menulis hadis belum ada ketika masa awal islam. Baru mulai hadir tradisi tulis menulis hadis pada abad ke - 2 setelah nabi Saw. wafat. Hal tersebut pun masih diwarnai polemik tentang boleh atau tidaknya hadis ditulis. Sampai abad ke 3, menurut Michael Allan Cook merupakan masa keemasan kodifikasi hadis, dimana sudah terjadi kompromi antara penentang penulisan hadis dan yang memperbolehkannya.

Argumen yang dibangun oleh Michael Allan Cook mengenai belum adanya tradisi tulis menulis hadis pada masa awal islam menurutnya datang dari islam itu sendiri. Nabi saw. menurut riwayat Sa'id al - Khudri melarang umat islam untuk menulis darinya selain al - Qur'an, jika ada maka nabi Saw. memerintahkannya untuk menghapusnya. Hal tersebut diyakin Michael Allan Cook bahwa tradisi tulis menulis hadis belum ada pada masa awal islam. Dalam karyanya The Opponents of the Writing of Tradition in Early Islam. Michael Allan Cook mengklasifikasikan penentang penulisan hadis kedalam dua fase, yaitu fase Basrah, dimana pada awal abad kedua orang - orang disana tidak menulis hadis seperti Ibnu Sirin (w.110 H) dan lain sebagainya. Dan kedua fase umum, meliputi Mekkah, Madinah, Kufah, Syiria dan Yaman. Dimana, saat itu disana tersebar riwayat mengenai pelarangan menulis hadis.

Mengenai adanya riwayat lain yang berisi kebolehan menulis hadis, hal tersebut baru bisa dikompromikan di abad ke - 3 H. Dimana, polemik antara umat islam yang menentang penulisan hadis dengan yang membolehkan mulai mereda. Sehingga banyak umat yang mengambil jalan tengan dari dua kutub ini, yaitu menulis hanya sekadar untuk pribadi dan membantu untuk menjaga hafalannya. Sehingga di abad ini mulai muncul ahli - ahli hadis yang menciptakan kumpulan tulisan - tulisan hadis dan pembukuan seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasa'i, Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah dan lain - lain.

Sehingga pada kesimpulannya adalah, Michael Allan Cook ini tidak meyakini bahwa hadis sudah ditulis sejak awal islam. Tradisi yang dilakukan sebelum abad ke dua hijriyah adalah tradisi hafalan. Dan sebagaimana orientalis pada umumnya, Michael Allan Cook meragukan hafalan orang - orang Arab saat itu. Dan tidak meyakini validitasnya.

Referensi :

[1] Wikipedia Ensiklopedia Bebas
[2] Wikipedia Ensiklopedia Bebas
[3] Ali Masrur, Neo-Skeptisisme Michael Cook dan Norman Calder, Jurnal Theologia, volume 28, no. 1, Juni 2017, h. 23.
[4] Joseph Schacht, The Origins of Muhammadan Jurisprudence, (Oxford : Clarendon Press, 1950), h. 166. Joseph Schacht mengatakan, "Parallel with the improvement and backward growth of isnads goes their spread, that is the creation of additional authorities or transmitters for the same doctrine or tradition.".
Diberdayakan oleh Blogger.
close