Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Dasar - Dasar Menjadi Penulis (Tujuan dan Manfaat) - Kelas Menulis Penadiksi

Sumber Foto : Pixabay

Penulis merupakan pekerjaan yang sangat dihormati dalam ruang lingkup sosial. Penulis dipandang sebagai sosok yang memiliki tingkat intelektualitas dan keterampilan yang tinggi.

Di dalam negeri, kita mengenal banyak sosok penulis terkenal. Di bidang sastra, dulu ada tokoh-tokoh seperti HAMKA, Mochtar Lubis, Umar Kayam, Pramoedya Ananto Toer dan masih banyak lagi. Baru-baru ini, muncul penulis-penulis best seller seperti Habiburrahman El-Shirazy, Andrea Hirata, Ahmad Fuadi, Tere Liye dan Asma Nadia. Di bidang non-fiksi, penulis buku-buku populer yang memiliki pengaruh luas juga tidak sedikit, sebut saja Ary Ginanjar Agustian, Rhenald Kasali, Tung Desem Waringin, Jamil Azzaini, Ippho Santosa dan Ustadz Yusuf Mansur.

Setiap penulis dikenal dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing, hal itu yang membedakan satu penulis dengan penulis lainnya. Namun, untuk menjadi penulis yang demikian perlu ilmu dan kemampuan yang memadai. Tak jarang penulis juga menghadapi berbagai kendala dalam prosesnya. Banyak penulis dengan gagasan luar biasa yang menghentikan tulisanya sebelum rampung, hal ini dapat terjadi karena kurangnya motivasi dalam diri.

Untuk mulai menulis, ada beberapa hal yang perlu ditekankan agar terjalin konsistensi antara penulis dan karya yang ditulis.

1. Tetapkan Tujuan Menulis.

Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk memberikan segala bentuk informasi dari penulis kepada pembaca. Penulis berupaya memberikan segala bentuk informasi kepada pembaca, dengan harapan para pembaca akan menerima gagasan yang diungkapkannya.

Setiap kegiatan yang dilakukan memerlukan alasan dan tujuan untuk dapat menjadi sebuah tolak ukur dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Dengan adanya tujuan, kendala ataupun masalah yang muncul dan bersifat eksternal maupun internal akan selalu menemukan solusi, karena tujuan yang jelas akan sekaligus menjadi motivasi bagi penulis untuk menuangkan gagasannya.

Tujuan ataupun alasan untuk menulis beragam, misalnya:

a) Orientasi Material – tujuannya mengejar uang, bisa dari royalti, fee pembicara dan semacamnya. Apalagi jika berhasil menulis novel yang sampai diangkat ke layar lebar.

b) Orientasi Eksistensial – tujuannya mengejar popularitas dan pengakuan dari masyarakat.

c) Orientasi Personal – bersifat lebih pribadi dengan tujuan untuk mencurahkan atau mengekspresikan perasaan, pengalaman atau kisah pribadi agar dapat dibaca oleh orang lain. Bagi sebagian orang, kegiatan menulis bertujuan untuk mencapai self-awareness dan self-development.

d) Orientasi Sosial – tujuannya untuk mempengaruhi atau mengubah cara berpikir masyarakat serta membangun peradaban.

e) Orientasi Spiritual – tujuannya untuk beribadah dan memperoleh pahala dengan mengajak pembaca melakukan perbuatan baik.

2. Persiapan diri

Setelah menemukan tujuan yang tepat, penulis perlu mempersiapkan diri. Persiapan yang dilakukan bukan hanya sekadar pengayaan sarana, tetapi juga pengayaan pengetahuan atau ide yang akan disampaikan penulis.

Pengembangan potensi internal penulis dapat dilakukaan dengan beberapa cara berikut:

a) Membaca

Sebuah ungkapan terkenal mengatakan bahwa seorang penulis hebat terlahir dari pembaca yang baik. Maka dari itu, selain membaca sebagai sarana mendapat pengetahuan intelektual, membaca juga dapat menambah pengetahuan penulis dalam segi cara menulis yang tepat dan menarik.

b) Diskusi

Kegiatan bertukar pikiran juga dapat menjadi sarana menambah wawasan untuk penulis. Dengan berdiskusi wawasan yang didapatkan lebih beragam, tidak tematis atau terikat dengan opini lain seperti dalam buku.

c) Lihat dan rasakan

Membaca bukan hanya kegiatan memahami kata dalam buku. Menjadi penulis hebat harus pandai membaca lingkungan, situasi, dan masalah yang terjadi. Masalah yang diangkat dapat dimulai dari masalah yang paling sederhana, dengan pembahasan yang ringan dan mudah dipahami. Penulis hebat juga perlu memiliki kepekaan untuk dapat merasakan banyak hal. Kepekaan ini dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar, misalnya peka terhadap emosi teman dari ucapannya.

d) Lingkungan social

Wawasan yang luas akan mempermudah penulis untuk menuangkan ide, begitu pula dengan lingkungan sosial yang akan menunjang proses penulisan. Hal ini dikarenakan lingkungan sosial akan memberikan banyak energi dan referensi untuk penulis dalam mengembangkan ide tulisannya.

Dari kegiatan-kegiatan tersebut, aktivitas membaca (reading) merupakan yang paling utama dan prioritas untuk menjadi seorang penulis yang kaya perspektif dan khasanah, membaca teks tidak cukup. Ia juga harus pandai membaca konteks. Sementara pemahaman terhadap konteks hanya dapat diperoleh dari proses mengalami, merasakan, melihat, mendengar, berdiskusi, bersosialisasi dan menyatu dengan realitas praksis.

Diberdayakan oleh Blogger.
close