Sebagaimana yang kita ketahui, Abu Bakar terpilih melalui jalan Musyawarah dan kesepakatan bersama. Dan dalam kepemimpinannya beliau terkenal dengan lemah lembut dan tegas. Ketenangan beliau dalam menyelesaikan masalah sangatlah luar biasa dan patut untuk diteladani.
Sepeninggal nabi Saw. umat islam dipimpin oleh seorang sahabat mulia, pengganti rasul ketika sakit untuk menjadi imam shalat berjamaah, seorang yang pertama kali angkat suara mengatakan keyakinannya akan peristiwa isra mi'raj-nya nabi dan sahabat yang Allah Swt. janjikan surga baginya. Beliau adalah sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. Nama lengkapnya, Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka'ab bin Sa'ad bin Tayim bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ai, bin Ghalib bin Fihr bin Malik al - Qurasy al - Taimy.(lihat kitab Siyar A'lam al - Nubala, karya al - Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Utsman al - Dzahabi).
Dari nasabnya, Abu Bakar bertemu dengan garis keturunan nabi Saw. pada Murrah bin Ka'ab. Sebelum beliau masuk islam beliau memiliki kunyah atau nama panggilan yaitu Abdul Ka'bah. Namun setelah masuk islam Abu Bakar dipanggil Abdullah. Ketulusannya menemani dakwah nabi sangatlah luar biasa. Sehingga ia mempunyai kedudukan khusus di mata nabi Saw. Ia menemani nabi ketika suka maupun duka. Pengorbanannya terhadap agama islam tidak bisa dilupakan oleh sejarah.
Tahun 11 H, beliau diangkat menjadi seorang khalifah menggantikan rasulullah Saw. memimpin umat. Tugas yang amat besar tanggung jawabnya, namun beliau terima karena kepercayaan umat kepadanya. Diawali kejadian di Saqifah Bani Sai'dah. Ketika Abu Bakar menyarankan dua tokoh, yakni Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah kepada umat islam, malahan takdir memilihnya. Semua hadirin di Saqifah berbaiat kepadanya, kecuali Sa'ad bin Ubadah.
Dalam kepemimpinannya, Abu Bakar Ash - Shiddiq mendapat tantangan dari permasalahan umat saat itu. Salah satu tantangannya adalah dari orang - orang yang enggan membayar zakat. Mereka menganggap zakat itu hanya ketika nabi Saw. masih hidup, sedangkan setelah nabi wafat mereka membangkang tidak mau membayar zakat. Abu Bakar mengingat pesan rasulullah Saw. beliau bersabda, "Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, "tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah", menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Jika mereka lakukan itu maka mereka telah menjaga darah dan harta dariku kecuali dengan hak islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah." Abu Bakar pun memerangi mereka yang enggan membayar zakat sampai mereka mau lagi membayar. Namun, perlu diluruskan bahwa memerangi tak sama dengan membunuh. Jadi, jangan membayangkan Abu Bakar membunuh setiap mereka yang tidak memenuhi kriteria hadis tersebut, tanpa alasan yang di benarkan. Karena bisa jadi kita diperbolehkan memerangi namun tidak diperbolehkan membunuh.
Ibnu Hajar menegaskan, "dalam konteks ini tidak ada riwayat satu pun yang menunjukkan Abu Bakar membunuh mereka yang menolak membayar zakat." Bisa diartikan, Abu Bakar memerangi mereka bukan untuk membunuh tapi memerangi disini berarti memaksa mereka menjalankan kewajiban zakat tersebut. wallahu a'lam..