Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Cerpen] Selembar Kertas - Amelia Anggi

 
 
Dipagi hari yang cerah aku sudah siap untuk pergi ke sekolah bersama motor berwarna putih kesayanganku, aku adalah seorang pelajar yang duduk di kelas tiga SMK berjurusan Akuntansi. Seperti biasa aku sarapan dan mendengar cerita cerita tidak bermutu dari kakakku, lucu sekali. Jurusan akuntansi menurutku ya gampang gampang susah sebenarnya tidak ada pelajaran yang sulit di dunia ini jika kita mau mempelajari sama halnya seorang pria yang mengatakan bahwa wanita sulit di mengerti padahal sebenarnya wanita bukan sulit di mengerti tapi pria yang tidak mau memahami. Ngebucin dah kan haha..

Ketika aku hendak mengeluarkan sepeda motorku dari habitatnya, aku menemukan selembar kertas putih yang diselipkan di jok depan sepedaku aku pun tidak tau siapa yang meletakkannya disitu aku memeriksa apakah ada orang disini namun hasilnya nihil tidak ada satu manusia pun di halaman rumahku tanpa basa basi aku membaca tulisan yang ada di kertas, dikertas itu bertuliskan "Aku ingin menemuimu" aku sendiri tidak mengerti apa maksud orang ini tapi aku tidak menghiraukan secarik kertas itu dan membuangnya begitu saja dan melanjutkan mengeluarkan sepeda motorku. Ya begitulah aku sangat tidak peduli dengan orang yang sengaja mau bermain main denganku. Akupun berangkat ke sekolah tapi sebelumnya aku berpamitan kepada kedua orang tuaku, aku mengendarai motor dengan kelajuan yang sangat cepat seperti rossi hehe.. Sembari memikirkan tentang siapa yang mengirim selembar kertas tidak berfaedah itu, menurutku itu kelakuan orang yang kurang kerjaan saja mana mungkin kakakku yang menulisnya karna itu bukan tulisannnya lagi pula tulisan kakakku juga tidak terbaca. Sesampainya di sekolah aku menuju ke kelas dan duduk disana mengerjakan PR karna ini salah satu kemampuanku mampu mengubah PR (Pekerjaan Rumah) menjadi PS (Pekerjaan Sekolah) akupun mengagumi kemampuanku ini karna hanya siswi legend sepertiku yang mampu seperti ini. Karna kalau siswa berperilaku seperti ini sudah biasa tapi kalau siswi itu sangat langka.

Jam istirahat tiba seperti biasa aku kumpul dengan teman temanku apalagi yang bisa dilakukan kami ketika kumpul kalau bukan bergosip apalagi menggosipi si A,B,C sampai Z bisa dibilang ini tempat dosa tapi untungnya aku hanya menjadi figuran atau pendengar."eh bro kok diem aja, ayo cerita" tanya salah satu temanku akupun menjawab "Lu aja yang cerita" di saat mereka sedang asik ngomong aku tanpa sengaja melihat Zen menulis sesuatu di atas kertas yang sama dengan kertas yang aku temui tadi pagi, akupun menghampirinya dan aku mengatakan "eh Zen kertas apaan yang lu tulis? Btw tadi pagi gua juga nerima surat dari kertas yang sama gua harap itu bukan dari lu" Tanpa mengeluarkan satu kata pun Zen melemparkan beberapa kertas ditangannya itu kewajahku dengan sangat kasar padahal tadi itu hanyalah sebuah candaan, aku tidak menyangka kalau Zen se arogan ini sikapnya terhadap seorang wanita. Semua siswa memperhatikan kita berdua kita mendadak jadi tontonan para murid bahkan teman temanku menghampiriku aku pun tidak diam saja aku membentak dia dengan kata kata kasar dan menanyakan apa maksud dia bersikap seperti ini kepadaku bukannya minta maaf dia malah bertanya kembali kenapa aku curiga terhadapnya. Menururutku aku buang buang waktu jika terus mendebat dia karna dia tidak bisa membedakan mana candaan dan mana teguran, dia pria yang hilang akal, dia sangat menjijikkan aku membencinya untuk saat ini. Aku kembali ke kelas dengan wajah yang begitu kesal, disusul teman temanku dan menenangkanku juga menanyakan apa yang terjadi sebenarnya namun aku tidak menjawab dan meminta mereka untuk diam saja karna saat itu aku tidak ingin berbicara sepatah kata pun kepada teman temanku.

Sesampainya dirumah aku kesal mengingat kejadian tadi aku sangat tidak menyangka ini akan terjadi seperti ini, dia pikir dia siapa bisa melakukan seperti itu terhadapku. Dia benar benar keterlaluan, aku ingin membunuhnya sekarang juga tapi sayangnya aku masih normal, dia jahat sekali aku tidak mengerti dengan jalan pikiran dia, di saat aku sedang meratapi kesedihan tiba tiba aku mendengar suara yang tak asing bagiku "Heyy" tentu saja itu bukan prank hey tayo itu adalah suara makhluk dari alam lain siapa lagi kalau bukan temanku yang slalu menyusahkan namanya Fia. Ntah darimana datangnya makhluk ini kenapa dia bisa masuk ke kamarku padahal pintu rumah aku kunci tapi aku gak heran dia memang makhluk aneh yang pernah aku temui dimuka bumi. Kita pun berbincang sok penting layaknya seorang pejabat, tapi aku beruntung punya teman seperti Fia karna dia mampu menenangkanku dalam situasi ini. Setelah lama berbincang akupun mulai membahas soal selembar kertas itu yang aku temui pagi tadi, sungguh sebenarnya aku rada malas membahas soal ini tapi karna Zen memperlakukan aku seperti itu aku jadi makin curiga terhadapnya kalau dia yang meletakkan kertas itu di sepedaku pagi tadi dia sangat meresahkan umat khususnya untukku. Di tengah tengah pembahasan kita mendengar suara ketukan pintu sepertinya ada tamu akupun bergegas menuju arah pintu untuk melihat siapa yang datang sore sore begini, aku melihat itu ZEN. Why? Kenapa dia ada disini? Apa dia akan meminta maaf padaku sampai bertekuk lutut? Sepertinya tidak. Laki laki itu sangatlah menjijikkan, aku tidak menyukainya semenjak kejadian tadi di sekolah. Dia sakit jiwa, abnormal, dan psikopat, aku tidak menyukainya dan membencinya.

"Ngapain lu kesini?" Tanyaku sinis

"Maafin gua, Iya gua yang naro kertas itu tadi pagi. Karna gua mau ketemu sama lu" ucap Zen

"Lu gilak ya.. Lu udah permaluin gua tadi di sekolah, apa masalah lu sama gua. Ingat, semenjak kejadian tadi gua gamau maafin lu mending lu pergi sebelum gua gampar lu" Tegasku.

"Dengerin aku dulu, iya aku minta maaf soal tadi. Soalnya aku kaget kamu tau kalau aku yang nulis surat itu, aku emosi tidak tau lagi bagaimana cara mengepresikan emosiku ini" jelasnya.

"tidak usah aku akuan, Kau memang psikopat!" ucapku dengan penekanan di akhir kalimat.

2 hari tlah berlalu tapi aku masih menerima kertas kertas yang bertuliskan kalimat tidak berfaedah itu, aku tau ini kerjaan Zen karna dia slalu menggangguku. Isi dari kertas itu adalah "Maafkan aku, aku ingin bicara, dimana kamu" dll. Akhirnya Zen kembali lagi untuk menemuiku dirumah, aku tidak mengerti apa mau pria aneh ini sebenarnya. Tanpa berbasa basi aku menanyakan dimana otak dia berada karna dia bertingkah seperti orang yang tidak punya pikiran sehat, aku mengobrol dengannya dengan penuh keterpaksaan karna dia itu aneh dia slalu mengirim surat/kertas putih dengan tulisan yang singkat, padat, akurat. Jika dia memang ingin ngobrol langsung temuin aku aja tidak usah seperti orang bisu apalagi semenjak kejadian itu aku dipermalukan olehnya. Setelah lama berdebat akhirnya dia baru mengatakan bahwa dirinya mencintaiku, jujur ini membuatku syok dengan perkataan yang keluar dari mulutnya. Aku sangat tidak percaya ini, bukan suasana romantis yang kudapat tapi malah suasana yang mencekam. Aku bingung harus mengatakan apa padanya, tatapannya membuatku salting dan hatiku berdegup kencang, ini sangat wtf bagiku. Hembusan angin malam terus menyelimuti tubuhku ditambah lagi dengan sikap Zen yang menatapku dengan sangat dalam. Ya untungnya Fia datang tepat waktu menyelamatkanku dari pria aneh ini, tapi aku tidak percaya dengan sikap Fia yang non normal dari biasanya. "Terima aja.. Dia tulus mencintaimu, maaf sebenarnya aku udah tau semua permainan Zen, dan aku membantu dibelakangnya karna dia cinta sama kamu. Dan asal kamu tau sebenarnya dia yang bantu kamu hari itu saat kamu telat masuk sekolah, Aku yakin dia bisa ngebahagiain kamu, tolong maafin dia" Ucap Fia meyakinkanku. Karna ini permintaan sahabatku akupun mau membuka hatiku untuk Zen dan memaafkannya, lagi pula dia pria yang baik, dan ternyata dia sering membantuku secara diam diam.

Aku dan Zen pun memulai hubungan baru walau sebenarnya aku belum suka padanya tapi aku ingin mencobanya untuk membuka hati sampai akhirnya sedikit demi sedikit aku mulai mencintainya. Terkadang kita tidak bisa membedakan mana orang yang menyayangi kita dan mana yang benci kita. MY HUSBAND ZEN KU.
Diberdayakan oleh Blogger.
close