Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Puisi] Seribu Ragu - Maulidya

Sumber foto: https://pixabay.com/id/photos/pohon-danau-bintang-cerminan-air-838667/

Seribu Ragu
Oleh: Maulidya

Berkali-kali ku hembuskan nafas,
Menelisik kembali, semua asa yang terhempas.

Memangnya apa salahnya menggantungkan tinggi mimpi?
Namun, seribu ragu kerap menghampiri,
Seribu ragu kerap membungkam semangat ini.

Ku tatap kenyataan di depan mata,
Kerap membuatku kecewa,
Kerap membuat mataku berkaca-kaca,
Kerap membuat dadaku berdenyut sesak bak luka gores ternganga.

Aku ragu dengan segala mimpiku,
Dengan segala ambisiku.

Aku ragu dengan asa yang terus terputus,
Aku ragu dengan segala kenyataan pahit yang menghunus,
Aku ragu dengan segala ambisi yang kurang amunisi,
Aku ragu dengan cita-citaku yang kelewat tinggi. 

Ku tatap lagi mimpi-mimpi yang hanya bisa terpajang di lemari imajinasiku,
Tertawa getir menyaksikan kenyataan pahit ini,
Ku lihat lagi lembaran-lembaran mimpi yang membuat dadaku sesak. 

Lagi-lagi aku bergumam menguatkan diri sendiri, Seolah mampu berlari dengan langkah gontai untuk menghampiri sang mimpi.

Seribu ragu, kerap mengangguku.

Aku hanya anak perempuan biasa yang memiliki cita-cita,
Berjuta mimpi keinginan yang gigih,
Tapi terhalang oleh seribu keraguan,
Yang menekan karena keadaan yang ada.

Mereka bilang, teruslah bermimpi setinggi langit.

Namun nyatanya langit itu terlalu tinggi, jika terjatuh sakitnya sampai ke tulang inti.

Baca Juga Puisi Lain:
______________________________
Maulidya
Bimbingan dan Konseling Islam
Institut Ummul Quro Al-Islami Bogor
Jl. Moh Noh Nur No. 112 Leuwiliang Bogor
maulidyafitriani@gmail.com
Diberdayakan oleh Blogger.