Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Tegaskan Kebaikan Orang Lain!

Sumber foto : Pixabay
Ralph Waldo Emerson, seorang penulis yang berasal dari Amerika yang lahir di Boston, Massachusetts, berkata, "Nenek moyang dari seluruh tindakan adalah sebuah pikiran."[1] Oleh karena itu ketika kita akan bertindak dan melakukan sesuatu sangat penting untuk dipikirkan apa dan bagaimana pengaruh atau dampak dari tindakan tersebut. Jika kita tidak memiliki alasan yang baik dan kuat untuk melakukannya maka pikirkanlah dampak buruk yang akan terjadi. Karena banyak hal yang harus kita lakukan dan perhatikan sehingga seharusnya sedikit waktu yang tersisa untuk memperbaiki dampak buruk tersebut jika benar terjadi. Atau kita bisa memilih jalan yang aman untuk menghindarinya, lakukan saja hal dan tindakan yang benar - benar memiliki alasan yang baik dan kuat.

Dalam hubungan dan komunikasi dengan orang lain. Apa yang kita katakan dan lakukan harus memiliki dampak positif terhadap mereka. Salah satu caranya adalah dengan menegaskan kebaikan yang ada dalam diri mereka. Hal tersebut akan merangsang hati mereka untuk merasakan kesadaran "kebaikan" yang ada dalam dirinya. Sehingga mereka akan merasa tergugah dan bangkit untuk berubah menjadi lebih baik. Karena disaat mereka merasa buruk, ada seseorang yang menegaskan kebaikan yang ada dalam diri mereka, merupakan perhatian yang luar biasa yang mereka rasakan.

Sebagai contoh, seorang siswa SMA yang sering terlambat masuk sekolah tidak merasa jera ketika mendapat omelan, kemarahan dan ancaman dari gurunya. Hal tersebut dikarenakan siswa tersebut sudah beradaptasi dan terbiasa dengan emosi yang terjadi karena sudah sering mendapatkannya. Keputusan seorang guru untuk meningkatkan omelan, kemarahan dan ancaman terhadap siswa tersebut merupakan keputusan yang kurang tepat, karena bagaimanapun omelan, kemarahan dan ancaman pada dasarnya hanya sedikit menghasilkan pengaruh. Salah satu cara lain yang lebih bijaksana dan lebih banyak menghasilkan pengaruh adalah dengan tidak memarahi kesalahan namun dengan menegaskan kebaikan.

Langkah awal yang bisa dilakukan seorang guru adalah memperhatikan siswa tersebut, telusuri hal baik atau positif apa yang dia miliki. Karena pada dasarnya seorang manusia normal pasti memiliki sisi baiknya tersendiri seburuk dan sejelek apapun perilakunya. Setelah kita mengetahui kebaikan atau sikap positif dari siswa tersebut kita bisa memberikan afirmasi dan menegaskan kebaikan yang ada dalam dirinya. Dengan begitu, secara tidak langsung kita akan memiliki pengaruh yang mendalam untuk siswa tersebut, karena disaat guru lain mengomeli dan memarahinya kita ada untuk dia sebagai sosok yang mengerti dan mengetahui kebaikan yang ada dalam dirinya. Perlahan namun pasti, dia akan merasa bangkit dan tergugah untuk berubah menjadi lebih baik. Kita akan memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan siswa tersebut dan ketika kita meminta mereka untuk tidak melakukan hal yang kurang baik seperti terlambat sekolah, permintaan kita akan jauh lebih bisa diterima dibanding permintaan guru - guru lain. Dan hasilnya, perubahan yang baik akan tercapai untuk siswa tersebut tanpa omeli, kemarahaan dan ancaman.

Hal lain yang perlu kita ketahui adalah menegaskan kebaikan kepada orang lain berbeda dengan menyampaikan pujian. Menegaskan kebaikan membutuhkan pengamatan dan perhatian yang mendalam terhadap seseorang. Sedangkan memberi atau menyampaikan pujian biasanya cukup dilakukan dengan melihat secara visual tentang kebaikan dan kemampuan orang lain. Meskipun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti pujian adalah (pernyataan) rasa pengakuan dan penghargaan yang tulus akan kebaikan (keunggulan) sesuatu. Namun, secara eksistensinya pujian hanya membutuhkan pengakuan yang tulus saja tanpa harus mengetahui lebih mendalam tentang seorang yang dipuji tersebut.

Baca Juga :

Jika kita mampu menegaskan kebaikan orang lain maka pengaruh yang bisa kita dapatkan lebih besar dari sekadar kita memberi atau menyampaikan pujian. Emerson berkata, "Setiap orang berhak dihargai atas momen terbaiknya."[2] Maka, setiap orang juga berhak ditegaskan kebaikan - kebaikan yang ada dalam dirinya.

Seseorang akan lebih mudah berubah kearah yang lebih baik jika kita mampu merubahnya dengan menegaskan kebaikan yang ada dalam dirinya. Karena ketika seseorang tersebut sadar dan kembali mengingat "ada kebaikan dalam dirinya." maka akan timbul perasaan bangkit untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Berbeda dengan ketika kita mencoba merubah seseorang ke arah yang lebih baik dengan menunjukkan kesalahan - kesalahan yang mereka lakukan. Mungkin untuk beberapa orang akan berhasil, namun sedikit sekali hasil dan pengaruh yang akan ia dan kita dapatkan. Hal tersebut dikarenakan, perasaan seseorang tersebut akan terbagi, antara rasa ingin menjadi lebih baik dan rasa menyesali atau rasa kecewa karena kesalahannya. Dan kebanyakan orang cenderung untuk lebih banyak menghabiskan emosinya untuk memikirkan penyesalan dan kekecewaannya atas kesalahan.

Selain itu, menegaskan kebaikan orang lain selain memberikan pengaruh kepada orang lain juga memberi pengaruh kepada diri kita sendiri. Kita akan senantiasa mengingat bahwa semua orang memiliki kebaikan tersendiri sehingga akan terbentuk karakter yang bijaksana dan penuh kebaikan dalam diri kita karena tidak mudah menilai salah orang lain. Kita juga akan lebih menghargai diri sendiri dan tidak mudah kecewa dan marah dengan orang lain ketika mereka melemparkan celaan, cemoohan dan hardikan. Kita akan lebih memahami bahwa, kita memiliki kebaikan tersendiri yang orang lain tidak tahu dan tidak perlu tahu. Selain itu, celaan dan cemoohan tersebut bisa kita anggap sebagai ujian untuk kebaikan yang kita miliki.

Berkaitan dengan usaha dan bisnis, dalam You Can't Lead With Your Feet On The Desk, Ed Fuller seorang President dan Managing Director Marriott International berkata, yang dalam hal ini berkaitan dengan kebaikan yang perlu ditegaskan agar terjadi hubungan yang harmoni, katanya, "Tanpa rasa saling menghormati, tidak ada hubungan bisnis yang bisa bertahan. Entah itu dengan para bawahan atau para pelanggan dan rekan - rekan. Dan seperti yang saya pelajari sendiri menunjukkan kepada para bawahan bahwa anda menghormati mereka dapat memecahkan konflik yang sengit sekalipun." Dari perkataan Ed Fuller ini bisa kita simpulkan, bahwa cukup dengan kemampuan kita dalam menegaskan kebaikan orang lain kemajuan yang hebat bisa terjadi baik untuk mereka dan diri kita sendiri.

Waktu : 21.35 WIB, Sabtu, 19 November 2022, Bogor.
[1] Dale Carnegie & Associates, Inc, How To Win Friends & Influence People In The Digital Age, (terjemah Indonesia oleh Nengah Krisnarini), (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2022), halaman. 18.
[2] Ralph Waldo Emerson, The Conduct of Life (1860), VIII : Beauty. (Dalam catatan buku How To Win Friends & Influence People In The Digital Age, halaman 261).
Diberdayakan oleh Blogger.
close