Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

[Pentigraf] Bunga - Yeni Purwanti Wardiningsih

Pentigraf bunga
Pentigraf Bunga.

BUNGA

Di sebuah desa yang sejuk dan indah, di mana udara pagi selalu menyapa dengan lembutnya, tinggal seorang gadis bernama Sekar Mawardi, yang lebih dikenal dengan panggilan Bunga. Ayahnya adalah kepala desa yang dihormati, meski perceraiannya dengan ibu Bunga telah menorehkan luka dalam yang membekas di hati gadis itu, namun bunga tetap tinggal dengan ayahnya di desa kelahiran Bunga yang tampak damai, tapi menyimpan misteri alam dengan segala aura mistisnya yang kerap kali membuat bulu kuduk berdiri. Dan Bunga, dengan  keanggunannya sebagai bunga desa, memikul takdir sebagai pewaris leluhur, menjaga keseimbangan desa dari ancaman kegelapan yang selalu mengintai.

Tugas yang diemban Bunga tidaklah mudah. Dalam bayang-bayang malam, kekuatan jahat selalu mencari celah untuk menghancurkan kedamaian desa. Banyak mata jahat tertuju padanya, menganggapnya sebagai penghalang yang harus disingkirkan. Dengan keberanian yang terpancar dari dalam dirinya, Bunga menghadapi dunia mistik yang penuh trik dan tipu daya. Setiap langkahnya adalah perjuangan melawan kekuatan yang ingin merusak tatanan desa yang aman dan tenteram. Suara-suara aneh seringkali membisikkan ancaman, membuat jantungnya berdegup kencang, namun Bunga tak pernah gentar.

Di suatu malam yang kelam, Bunga merasakan kehadiran sesosok bayangan mengintai di pojok kamarnya. Dalam ketegangan yang memuncak dengan dada yang berdebar-debar, Bunga menyadari bahwa sosok itu bukanlah manusia, melainkan entitas dari dunia lain. Dengan keberaniannya, Bunga menghadapi sosok tersebut, namun kenyataan yang terungkap membuatnya terpaku. Sosok itu adalah roh leluhurnya, yang datang bukan untuk mengancam, melainkan untuk mengingatkan bahwa kekuatan sejati ada dalam dirinya dan  ancaman terbesar bukanlah dari luar, tetapi dari dalam dirinya sendiri, dari rasa takut yang harus ia kalahkan untuk menjaga keseimbangan jiwanya dan alam semesta.

Purwokerto, 9 Mei 2025.

Yeni Purwanti Wardiningsih.

Baca Juga Tulisan Lain Di Penadiksi:


Buku Kumpulan Cerpen yang Mungkin Kamu Suka:

Jika kamu suka dengan cerpen nya mohon bantuan untuk share di media kamu. Supaya Penadiksi bisa berkembang dan bisa diketahui oleh lebih banyak orang🤗.
Memuat postingan...
Diberdayakan oleh Blogger.