Digugu dan ditiru, istilah ini begitu lekat
dengan profesi seorang guru.
Guru atau pendidik haruslah mampu menjadi
teladan bagi siswa yang dididik. Bukan hanya dalam pengetahuan, melainkan yang
paling penting dan utama adalah teladan dalam bersikap atau bertingkah laku dan
berucap.
Guru dituntut untuk serba bisa, serba tahu,
oleh karena itu guru adalah sosok pembelajar yang sesungguhnya. Bahkan setiap
tahun, seorang guru harus belajar mengondisikan dan memahami karakter peserta
didik yang baru agar proses belajar dapat berjalan efektif dan maksimal.
Dewasa ini telah disadari banyaknya
perubahan dalam dunia Pendidikan. Bukan saja dari segi kurikulum, media
mengajar, proses mengajar, tetapi juga dari cara mengajar yang disajikan guru.
perubahan ini lebih cocok kita sebut dengan proses upgrading pembelajaran.
Saat ini, metode ceramah, pembawaan guru
yang kaku, cara bicara template yang diucapkan guru di kelas, atau strategi
belajar yang monoton perlahan mulai ditinggalkan. Kegiatan belajar saat ini terkesan
lebih santai, sarat akan makna, komunikatif dan interaktif, serta berusaha
lebih membangun hubungan antara guru dan siswa demi menciptakan pembelajaran
yang sesuai.
Meski masih terdapat pro dan kontra terkait
perubahan ini, namun hal ini dilakukan demi mendukung kurikulum yang baru yaitu
kurikulum Merdeka dan sebagai Upaya menyesuaikan perkembangan zaman yang banyak
berpengaruh terhadap karakter anak.
Dalam sebuah diklat nasional yang diadakan oleh platform Ruang Temu Guru mengenai literasi, narasumber yaitu Prof. Dr. Tri Marhaeni Puji Astuti, M. Hum mengemukakan bahwa kita harus menjadi guru dan orang tua yang sukses. Sukses dalam hal ini adalah terciptanya proses belajar yang menarik dan menyenangkan.
Baca Juga : (Review Buku) Teach Like Finland - Berkaca Pada Yang Pertama
Ibu Tri mengungkapkan 4 jurus jitu yang
perlu dikuasai seorang guru :
1. Sukses Tayangan/Tampilan
Setiap media yang kita buat
harus dapat merealisasikan materi yang akan kita sampaikan. Media adalah alat
peraga atau alat bantu yang digunakan seorang guru untuk menjelaskan sebuah
materi. Media harus sesuai dan dapat merepresentasikan materi, karena media ini
akan membantu lisan guru dalam menjelaskan sehingga siswa dapat lebih paham.
Media tidak harus berupa
barang mahal, media dapat dibuat sendiri oleh guru. dalam hal ini kreatifitas
adalah yang terpenting.
Di era yang serba digital
ini, media tidak selalu berupa barang konkrit. Namun dapat pula berupa media visual,
audio, atau audio-visual (video) yang lebih menarik.
Misalnya penggunaan power
poin, video pembelajaran, games edukatif berbasis digital, evaluasi berbasis
online, atau gambar AI yang saat ini Tengah ramai dikalangan Masyarakat.
Selain membuat pembelajaran lebih menarik, media digital juga dinilai lebih efektif dan efisien.
Baca Juga : Garis Merah - Buku Gurunya Manusia Karya Munif Chatib Bagian 1
2. Sukses Pidato
Guru merupakan salah satu
profesi yang megharuskan seseorang menguasi public speaking, karena setiap
harinya harus mampu tampil di depan kelas, dihadapan peserta didik yang haus
akan ilmu. Guru harus menjadi komunikator yang handal, intonasi, gaya bicara, penampilan,
ekspresi wajah, ataupun cara membaca harus dapat menarik siswa.
Penjelasan bukan hanya
disampaikan oleh mulut, melainkan harus tersampaikan lewat mata.
Ibu Tri membagikan
opininya mengenai kemampuan yang harus guru kuasai untuk sukses berpidato
(berkomunikasi di depan kelas), yaitu : 2K+3W.
2K diartikan untuk dua
hal, yaitu kompeten ilmunya, komunikasinya handal.
Seorang guru harus
kompeten dalam sebuah keilmuan yang dirinya ampu, karena salah satu tugas guru
adalah memberikan informasi kepada peserta didik. Dapat dibayangkan seberapa
membingungkannya seorang guru yang tidak kompeten dengan keilmuannya? Bisa jadi
penjelasaannya berbelit-belit atau sulit dipahami siswa. keilmuan juga dapat
diartikan sebagai kemampuan guru tersebut dalam mengajar dan menyajikan
pembelajaran yang sesuai.
Selain itu, komunikasi
yang handal juga berkaitan erat dengan public speaking guru, dan harus dikuasai
dengan baik. kemampuan ini akan mengikat seluruh kompetensi yang dimiliki guru.
3W diartikan untuk tiga hal yaitu wacana informasi (seorang guru harus punaya banyak informasi agar bisa becerita dengan nyaman), Wahana media tayangan, dan Wicara yaitu cara berbicaranya jelas, tidak ragu menampilkan ekspresi apapun, dan memperhatikan tampilan atau pakaian yang dipakai haruslah nyaman.
9 hal penting yang harus diperhatikan dalam wicara:
- Komunikasi mata
- Sikap Bahasa tubuh
- Espresi
- Penampilan
- Suara/ocal
- Pilihan kata/kalimat
- Pelibatan peserta
- Pemakaian humor
- Jadi diri sendiri.
Baca Juga : Krisis Metode Pembelajaran Hari Ini
3. Sukses Belajar
Singkat saja, Arthur wellsley pernah mengungkapkan bahwa orang bijak belajar ketika mereka bisa, orang bodoh belajar ketika mereka terpaksa.
Baca Juga : Guru Harus Tahu! Landasan, Ciri dan Jenis Media Pembelajaran
4. Sukses menjadi Panutan
Sikap dan perilaku guru dalam
membelajarkan. Setiap sikap dan perilaku guru adalah pembelajaran untuk siswa.
Itulah poin-poin penting yang disampaikan Ibu Tri untuk mengembangkan kompetensi guru sehingga proses upgrading pembelajaran dapat berjalan dengan baik. seperti yang telah disampaikan, bahwa pembelajaran yang dibutuhkan saat ini adalah pembelajaran yang menarik, informatif, komunikatif, kreatif, dan sarat akan makna. Istilah ini telah lama juga dikenal dengan nama PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot).
Dalam bukunya, Munif Chatib juga menambahkan bahwa pelajaran yang paling diingat siswa adalah pelajaran yang memilki nilai makna. Makna dapat kita ciptakan dari proses belajar yang menarik dan menyenangkan.