REVIEW BUKU: TEACH LIKE FINLAND. Berkaca pada yang pertama.
Hasil ujian internasional Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) pada tahun 2000 menunjukkan bahawa negara Finlandia merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Finlandia tercatat memiliki siswa – siswa dengan kemampuan literasi dan harapan hidup yang tinggi. Meski universitas dan tempat – tempat belajar di Finlandia belum seterkenal universitas di Amerika Serikat dan Inggris, tetapi negara Finlandia berhasil menjadi kiblat sistem pendidikan dunia.
Buku berjudul Teach Like Finland karya Timothy D. Walker ini berhasil menampilkan potret pendidikan Finlandia dari kacamata orang non-Finland. Timothy D. Walker adalah seorang tenaga pengajar berkebangsaan Amerika yang saat ini tinggal di Finlandia dan telah menulis beberapa buku yang berkaitan dengan pendidikan. Buku Teach Like Finland terbit pertama kali pada tahun 2017 di New York oleh Norton & Company. Buku ini memuat 33 starategi yang Timothy klaim merupakan rahasia dari keberhasilan pendidikan di Finlandia.
Buku ini diawali dengan kisah Timothy mengenai alasan dirinya mengajar di Finlandia, dia juga menceritakan respon yang dirinya berikan terhadap kehidupan di Finlandia. Buku ini sangat informatif, menyajikan pendapat – pendapat ahli dengan dipadukan dengan cerita pengalaman pribadi penulis. Bahasa yang digunakannya baku tetapi ringan sehingga nyaman dan dapat dinikmati, bahkan oleh orang – orang yang tidak bergelut dalam dunia pendidikan.
Timothy menuliskan bahwa anak – anak di Finlandia hanya belajar selama 4 – 5 jam dalam sehari dengan 4 – 5 kali waktu istirahat berdurasi 15 menit. Pada awalnya Timothy merasa sangsi dengan sistem pendidikan semacam ini, karena dalam pendidian Amerika anak – anak bisa belajar tanpa bertemu jam istirahat. Bukan hanya pelajar, Timothy juga merasakan kejanggalan pada para tenaga pendidik yang terlihat sangat santai di jam istitahat. Hal yang sangat jarang dirinya lakukan di Amerika.
Dalam salah satu bagian terdapat kalimat yang sangat menggugah bagi saya, kalimat itu adalah “kamu adalah tuan pekerjaan dan bukan dipertuan pekerjaan."
Terang sekali kalimat tersebut menyinggung orang – orang yang merasa telah melakukan hal yang paling tepat dalam pekerjaannya. Para pekerja merasa bangga dengan kegiatan lembur, merasa produktif dan dedikatif. Tetapi hanya sebagian orang yang merasa bahwa apa yang dirinya lakukan termasuk bentuk eksploitasi diri. Hal ini memang jarang ditemui di Indonesia, karena jelas orang – orang di Indonesia tidak gila kerja. Tapi bagaimana dengan negara – negera dengan pekerja yang dianggap patut dijadikan contoh, dimana di negara tersebut para pekerja berdedikasi dengan pekerjaannya hingga mengesampingkan kehidupan pribadinya. Bukankah jika dipikirkan lebih dalam hal ini tidak patut menjadi contoh?
Buku ini menggambarkan bagaimana seharusnya pekerjaan itu bekerja. Bukan untuk memanipulasi hidup agar terus dalam lingkaran pekerjaan, bekerja memerlukan management yang baik. Saya sendiri merasa tersadarkan setelah membaca buku ini, bagaimana pengaturan waktu dapat sangat berpengaruh dalam kebahagiaan hidup manusia.
Dalam ranah pendidikan, hal semacam ini juga sering terjadi. Para siswa dididik seperti robot, harus dapat menguasai banyak hal dan mendapat tanggung jawab pekerjaan rumah. Bahkan banyak anak yang tidak bisa menikmati masa remajanya, masa pertumbuhan, dan masa bermainnya karena tumpukan tugas dan tekanan dari sekolah.
Dalam buku ini saya dapat membayangkan perbandingan pendidikan 2 negara secara tersirat. Pendidikan di Amerika cenderung kaku dan mengutamakan pencapaian, sedangkan pendidikan Finlandia cenderung fleksibel dan ramah.
Timothy menceritakan bagaimana setiap anak akan mendapat waktu bebas untuk beristirahat, bermain, dan melakukan hal yang dirinya sukai tanpa batasan. Pendidikan di negara ini juga tidak menerapkan pekerjaan rumah yang cenderunng dapat menekan anak dan mengabaikan waktu pribadi siswa. Banyak strategi pembelajaran yang Timothy bagikan, namun kunci dari strategi ini berada pada bab terakhir.
Secara keseluruhan buku ini sangat menarik, membangun, inspiratif, dan informatif. Semua dikemas dengan apik dengan bahasa yang mudah dipahami. Buku ini cocok dibaca oleh semua usia, terutama orang – orang di kalangan pendidikan. Kita akan memahami ternyata ada banyak faktor yang berpengaruh dalam pendidikan, dan faktor tersebut tidak serumit yang dibayangkan. Justru hal – hal kecil yag sering diabaikan lebih menunjang proses belajar.
Reviewer : Rizka Awaliah