Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Keberbakatan dan Anak Berbakat, Apa Bedanya?

Keberbakatan dan anak berbakat
Secara universal telah dipahami bahwa manusia terlahir dengan berbagai perbedaan antara satu dengan yang lain. Perbedaan ini tidak hanya tampak dari kondisi fisik saja seperti warna kulit, bentuk rambut, bentuk tubuh dan lain sebagainya, melainkan juga dapat disadari dan dirasakan dari keadaan non-fisiknya. Keadaan non-fisik ini dapat mencakup kemampuan, keahlian, karakter, maupun cara berpikir.

Bahkan setiap menusia memiliki variasi tersendiri dalam menyerap informasi. Perbedaan ini melahirkan manusia-manusia dengan keunikan tersendiri. Manusia secara alami memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, dan hal itu juga turut menjadi pembeda antara satu pribadi dengan pribadi lainnya. Namun, tidak semua orang dapat memaksimalkan kemampuannya. Kemampuan yang meliputi kelebihan maupun kekurangan ini perlu dikelola agar dapat terus berkembang dan menjadi bekal untuk kehidupan di masa depan. Maka, dalam hal ini pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan kemampuan manusia.

Pada umumnya, tujuan pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang dapat menunjang proses pengoptimalan kemampuan setiap individu untuk menjadi pribadi yang semestinya, sesuai dengan kodrat dan cita-citanya. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan yang sesuai, sistematis, dan efektif dalam proses pembelajarannya.

Faktor lain yang mempengaruhi kemampuan setiap individu adalah adanya bimbiangan dari orang tua dan guru, yang merupakan dua sosok pendidik yang memiliki kewajiban secara langsung untuk membentuk maupun memperbaiki pribadi manusia agar menjadi lebih terarah.

Meski begitu, kemampuan setiap manusia ada yang hadir karena sebuah bimbingan, adapula yang hadir secara alami. Kemampuan yang nampak secara alami ini biasa disebut dengan istilah bakat. Seseorang dikatakan berbakat ketika memiliki kemampuan yang melekat dalam dirinya dan dapat dilihat sejak dini dengan penguasaan yang lebih baik dari kemampuan lain yang 2 dimilikinya.

Baca Juga :
- Novel Solusi Malas Membaca

Seseorang dengan bakat sejak lahir tidak serta merta lepas dari didikan, justru bakat setiap manusia perlu diasah agar dapat berjalan dengan maksimal. Para ahli mendefinisikan bakat dengan berbagai pengertian. Menurut William B. Michael bakat adalah suatu kapasitas yang ada dalam diri seseorang yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan yang sudah dijalani.

Menurut Kartini Kartono, bakat adalah hal yang mencakup segala yang ada dalam diri individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, keterampilan, kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya laten potensial, sehingga masih bisa tumbuh dan
dikembangkan. Adapula pengertian menurut M. Ngalim Purwanto mengenai bakat yaitu kecakapan pembawaan yang mana mengenai kesanggupan dan potensi tertentu yang dimiliki oleh seseorang.

Bakat adalah asynchronous development, yakni kemampuan kognitif di atas rata-rata, mempunyai intensitas kuat yang dipadu dengan pengalaman dan kesadaran diri yang secara kualitatif berbeda dengan orang normal (Columbus Grup). Menurut Renzulli, Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik Anak berbakat didefinisikan oleh USOE (United States Office of Education) sebagai anak-anak yang dapat membuktikan kemampuan berprestasinya yang tinggi dalam bidang - bidang seperti intelektual, kreatif, artistik, kapasitas kepemimpinan atau akademik spesifik.

Karakteristik anak berbakat mencakup beberapa domain penting, seperti domain intelektual-kognitif, domain persepsi, domain emosi, domain motivasi dan nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial.3 Joseph Rezulli – seorang ahli psikologi pendidikan asal Amerika – mengemukakan teori keberbakatan yang disebut “Three Demensional Model” atau “Three-Ring Conception”.

Baca Juga

Dalam teori ini disebutkan bahwa keberbakatan pada anak mencakup tiga dimensi, yaitu kecakapan di atas rata-rata (intelegensi), kreatifitas, dan komitmen pada tugas. Sutratinah Tirtonegoro mengelompokkan kecerdasan di atas rata-rata seorang anak mejadi tiga kelompok, yaitu:

1. Genius

Genius ialah anak yang memiliki kecerdasan luar biasa, sehingga dapat menciptakan sesuatu yang sangat tinggi nilainya. Intelligence Quotien-nya (IQ) berkisar antara 140 sampai 200. Anak genius memiliki sifat-sifat positif sebagai berikut; daya abstraksinya baik sekali, mempunyai banyak ide, sangat kritis, sangat kreatif, suka menganalisis, dan sebagainya.

2. Gifted

Istilah gifted juga dapat disebut gifted and talented adalah anak yang tingkat kecerdasannya (IQ) antara 125 sampai dengan 140. Di samping memiliki IQ tinggi, anak dalam kelompok ini juga memiliki bakat yang sangat menonjol, seperti bakat seni musik, drama, dan ahli dalam memimpin masyarakat.

Anak gifted memiliki beberapa karakteristik, diantaranya mempunyai perhatian terhadap sains, serba ingin tahu, imajinasinya kuat, senang membaca, dan senang akan koleksi. Pendapat lain dikemukakakn oleh James H. Bryan and Tanis H. Bryan, mereka mengemukakan bahwa karakteristik anak berbakat (gifted) itu meliputi physical, personal, and social characteristics.

Sedangkan David G. Amstrogn and Tom V. Savage mengemukakan “Gifted and talented students are individuals who are characteristized by a blaned of (1) high intelligence, (2) high task comitment, and (3) high creativity.” Pendapat ini sejalan dengan teori keberbakatan yang dikemukakan Renzuli.

3. Superior

Anak superior tingkat kecerdasannya berkisar antara 110 sampai dengan 125 sehingga prestasi belajarnya cukup tinggi. Karakteristik anak superior diantaranya adalah dapat berbicara lebih dini, dapat membaca lebih awal, dapat mengerjakan pekerjaan sekolah dengan mudah dan dapat perhatian dari teman-temannya.

Hasil studi lain menemukan bahwa “Anak-anak berbakat memiliki karakteristik belajar yang berbeda dengan anak-anak normal. Mereka cenderung memiliki kelebihan menonjol dalam kosa kata dan menggunakannya secara luwes, memiliki informasi yang kaya, cepat dalam menguasai bahan pelajaran, cepat dalam memahami hubungan antar fakta, mudah memahami dalil-dalil dan formula-formula, tajam kemampuan analisisnya, membaca banyak bahan bacaan (gemar membaca), peka terhadap situasi yang terjadi di sekelilingnya, kritis dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar”

Secara umum hampir semua pendapat mengenai anak berbakat dan keberbakatan adalah sama, bahwa anak berbakat memiliki kemampuan yang tinggi jika dibandingkan dengan anak - anak pada umumnya.

Anak yang memiliki bakat istimewa umumnya bukan hanya dapat belajar dan mengolah informasi secara lebih cepat dibanding dengan teman sebayanya, tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya dalam menghadapi masalah yang sama.

Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menemukan ada 20 (dua puluh) ciri-ciri dengan masing-masing 5 (lima) ciri jika melekat dalam diri seseorang maka memiliki keberbakatan yang dianggap penting oleh guru di Indonesia. Adapun 20 ciri keberbakatan dapat dilihat dari 4 aspek, yaitu kemampuan belajar, kreativitas, ciri pelibatan diri, dan ciri kepribadian. Ciri-ciri keberbakatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Daya tangkap cepat

2. Memiliki kecerdasan tinggi

3. Mudah memecahkan masalah

4. Kritis

5. Pemikiran kritis dan logis

6. Kreativitas

7. Memiliki keinginan tahu yang besar

8. Berani mengutarakan dan rnempertahankan pendapat

9. Aktif, sering bertanya dengan tepat

10. Memiliki inisiatif

11. Mermiliki tanggung jawab terhadap tugas

12. Tekun

13. Teratur dalam belajar

14. Teliti

15. Memiliki ambisi untuk berprestasi

16. Mempunyai rasa percaya diri

17. Memiliki jiwa kepemimpinanan

18. Kepribadian mantap

19. Taat pada peraturan

20. Sopan dalam bersikap

Namun, tidak ada hal yang terjadi tanpa sebab, begitu pula dalam kasus keberbakatan. Bakat seorang anak tidak datang secara tiba-tiba, ada yang muncul sejak awal adapula yang perlu pengarahan dan bimbingan untuk mengetahui bakat secara jelas. Dapat disimpulkan bahwa keberbakatan muncul akibat adanya faktor pendukung. Faktor-faktor ini tidak hanya semata-mata menjadi sebab munculnya bakat, tetapi juga memengaruhi perkembangan bakat pada seorang anak. Faktor-faktor itu, diantaranya:

1. Faktor Genetik

Sebagian para ahli berpendapat bahwa intelegensi dan kemampuan yang berkualitas adalah diturunkan, dan hal ini kurang dapat diterima di masyarakat yang memandang bahwa semua orang itu terlahir sama. Penelitian genetika perlaku menyatakan bahwa setiap jenis dalam perkembangan perilaku dipengaruhi secara signifikan oleh gen/keturunan.

2. Faktor Biologis

Faktor biologis tidak dapat diingkari, karena faktor biologis yang tidak bersifat genetik dan sangat berpengaruh pada intelegensi adalah faktor gizi dan neurologik. Kekurangan nutrisi dan gangguan neurologik pada masa kecil dapat menyebabkan keterbelakangan mental. Studi dari Terman terhadap orang-orang yang memiliki IQ tinggi menunjukkan keunggulan fisik seperti : tinggi, berat, daya tarik
dan kesehatan, dibandingkan dengan mereka yang intelegensinya lebih rendah.Penekanannya adalah, individu tidak mewarisi IQ atau bakat. Yang diwariskan adalah sekumpulan gen yang bersama dengan pengalaman - pengalamannya akan menentukan kapasitas dari intelegensi dan kemampuan - kemampuan lainnya (Zigler & Ferber, dalam Hallahan & Kauffman, 1994).

3. Faktor Lingkungan

Stimulasi, kesempatan, harapan, tuntutan, dan imbalan akan berpengaruh pada proses belajar seorang anak. Penelitian tentang individu - individu berbakat yang sukses menunjukkan masa kecil mereka di dalam keluarga memiliki keadaan sebagai berikut:

a. Adanya minat pribadi dari orang tua terhadap bakat anak dan memberikan dorongan

b. Orangtua sebagai panutan

c. Ada dorongan dari orangtua untuk menjelajah bakat anak

d. Pengajaran bersifat informal dan terjadi dalam berbagai situasi dan proses belajar awal lebih bersifat eksplorasi dengan bermain

e. Keluarga berinteraksi dengan tutor/mentor

f. Ada perilaku-perilaku dan nilai yang diharapkan berkaitan dengan bakat anak
dalam keluarga

g. Orangtua menjadi pengamat latihan-latihan, memberi pengarahan bila diperlukan, memberikan pengukuran pada perilaku anak yang dilakukan dengan terpuji dan memenuhi standard yang ditetapkan

h. Orangtua mencarikan instruktur dan guru khusus bagi anak

i. Orangtua mendorong keikutsertaan anak dalam berbagai acara positif.

Penelitian lain menunjukkan bahwa kelompok budaya atau etnik-etnik tertentu menghasilkan lebih banyak anak-anak berbakat walaupun tingkat sosial ekonominya berbeda.

Hal ini dikaitkan dengan mobilitas sosial dan nilai yang tinggi pada prestasi di dalam bidang - bidang tertentu yang ada. Lantas bagaimana pendidikan yang baik untuk perkembangan anak berbakat?

Penulis : Rizka Awaliah
Diupload : Jum'at, 01.30, 27 Januari 2023.
Diberdayakan oleh Blogger.