Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Muhammad bin Isa (Abu Ja'far Ath - Thabbai Guru Imam Abu Dawud)

            Imam Abu Dawud menerima hadis dari Muhammad bin Isa bin Nazihi al - Baghdadi, Kuniyah-nya Abu Ja’far ibnu Ath – Thabbai’.[1] Ia pindah dari Baghdad ke Syam, kemudian menetap. Lahir pada tahun 150 H, dan meninggal pada tahun 224 H.[2] Dengan demikian dapat disimpulkan, Muhammad bin Isa bisa bertemu dengan Abu Dawud dari segi tahun. Karena Abu Dawud sudah lahir sekitar tahun 202 H. Maka tidak ada keterputusan zaman dalam periwayatan ini. 

Baca Juga : Ahmad bin Yusuf As - Sulamiy (Hamdan as - Sulamiy)

            Guru dan murid Muhammad bin Isa dalam bidang hadis, ia menerima riwayat dari Malik[3], Ibrahim bin Sa’di, Ishaq bin Sulaiman al – Razi’, Ishaq bin Nazihi, Ismail bin Ayyasy, Sufyan bin Uyainah, Abdullah bin Mubarak, Abi Ishaq al – Fazari, Abi Muawiyah al – Dhariri.[4] Sementara murid – muridnya seperti, Imam Bukhari, Abu Dawud, Ibrahim bin Ya’qub, Ahmad bin Khulaid al – Kindi al – Halabi, Ahmad bin Mas’ud, Ja’far bin Muhammad bin Isa bin Nuh al – Adzani.[5]

            Penilaian kritikus hadis terhadap Muhammad bin Isa : a ) Imam al - Nasa’i dan Abu Hatim menilainya tsiqah.[6] b ) Muhammad bin Bakkar bin Rayyan menilai, Muhammad bin Isa lebih baik dari Ishaq bin Isa.[7] Dari penilaian ulama tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa Muhammad bin Isa adalah perawi yang tsiqah. Imam al – Nasa’i adalah seorang kritikus hadis yang mutasyaddid, sehingga bisa dijadikan sandaran kuat dalam penilaian ini. 

Baca Juga : Syu'bah bin Hajjaj (Amirul Mu'minin Fil  Hadis)

[1] Ibnu Hajar, Tahzib al – Tahzib, Juz I, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, t.th.) h. 670

[2] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz XXVI, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 263

[3] Ibnu Hajar, Tahzib al – Tahzib, Juz I, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, t.th.) h. 670

[4] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz XXVI, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 259

[5] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz XXVI, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 260

[6] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz XXVI, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 263

[7] Al – Mizzi, Tahzib al – Kamal fi Asma al – Rijal, Juz XXVI, ( t.t. : Muassasah al – Risalah, 1978) h. 263

Baca Tulisan Lainnya👉

Diberdayakan oleh Blogger.
close