Selamat Datang di penadiksi.com | *Mohon maaf jika terjadi plagiat/copy karya kalian oleh penulis di web ini, segera laporkan ke penadiksishop@gmail.com karena kami bergerak dalam pengembangan penulis, baik untuk pemula atau profesional dan keterbatasan kami dalam penelusuran terkait karya, kami ucapkan Mohon Maaf🙏*

Jejak Langkah Kehidupan Imam Bukhari

Bukhara - Uzbekistan

    Nama lengkap imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al - Mughirah bin Bardizbah Al - Ju'fiy Al - Bukhari. Lahir di Bukhara, daerah Uzbekistan, Asia tengah sekarang. Karena tempat lahirnya tersebut, ia masyhur dikenal sebagai Bukhari. Dalam sebuah catatan disebutkan tanggal lahir imam Bukhari adalah 13 Syawal 194 H atau 21 Juli 810 M. 

    Dalam sebuah catatan, tak lama setelah imam Bukhari lahir dan membuka mata, ia kehilangan penglihatannya. Ayah Imam Bukhari yakni Ismail yang juga seorang alim sangat sedih karena hal itu. Ibu imam Bukhari pun tak henti - hentinya berdoa supaya Allah Swt menyembuhkan penglihatan Imam Bukhari. Beberapa waktu kemudian, ibu Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan nabi Ibrahim As. Dalam mimpinya, nabi Ibrahim As memberitahukan Ibu imam Bukhari bahwa Allah Swt. telah menyembuhkan penglihatan Imam Bukhari,  hal itu berkat doa - doanya yang tiada henti. Betul saja, ketika ibu Imam Bukhari bangun, imam Bukhari telah sembuh dan dapat melihat kembali.

    Ayah imam Bukhari, Ismail, adalah seorang yang sangat alim, wara dan menghindari hal - hal yang subhat. Ia murid dari Imam Malik, seorang ahli fikih yang masyhur dan pendiri madzhab Maliki. Ia memberikan pelajaran yang baik terhadap imam Bukhari kecil, sehingga tertanam pondasi akhlak mulia dalam diri imam Bukhari. Namun, sang ayah wafat ketika Imam Bukhari masih kecil. Setelah ayahnya wafat, imam Bukhari diasuh oleh ibunya. Pada usia 10 tahun, imam Bukhari belajar kepada Syeikh Ad - Dakhili, seorang ulama hadis yang masyhur di Bukhara saat itu. Dalam usianya ke 18 tahun imam Bukhari menerbitkan kitab pertamanya yang berjudul, Kazaya Shahabah Wa Tabi'in.

    Tentang kekuatan hafalannya, imam Bukhari sangatlah Dhabit. Dalam sebuah riwayat, Rasyid bin Ismail kakak sulung imam Bukhari menuturkan bahwa, pernah imam Bukhari mengikuti pembelajaran seorang cendekiawan dari Balkh, suatu daerah yang tidak jauh dari Bukhara. Berbeda dengan yang lain, imam Bukhari tidak membuat catatan apapun dari pembelajarannya. Sontak hal itu menimbulkan banyak kritikan, tapi saat itu ia diam saja. Suatu hari kemudian, karena mungkin kesal terus - terusan dikritik, imam Bukhari meminta kawan - kawan nya untuk membawa catatan mereka dan dengan lugas ia menghafal 15.000 hadis lengkap dengan penjelasan terperinci yang justru kawan - kawannya tak sempat catat. 

    Dalam perjalanannya mengumpulkan dan menyeleksi hadis sekitar 16 tahun. Imam Bukhari mengunjungi banyak kota, diantaranya, Bashrah, Mesir, Hijaz, Mekkah, Madinah, Kufah, Baghdad, sampai ke Asia Barat. Namun, tidak semua hadis yang ia dapat lantas ia riwayatkan, karena proses penyeleksiannya yang sangat ketat hanya beberapa saja yang ia riwayatkan. 

    Imam Bukhari menulis banyak kitab, diantaranya Al - Jami As - Shahih atau yang banyak dikenal sebagai Shahih Bukhari, ada juga kitab al - Adab al - Mufrad, at - Tarikh as - Shagir, at - Tarikh al - Awsat, at - Tarikh al - Kabir, kitab al - 'Ilal, Raf'ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, kitab al - Asyribah, al - Qira'ah Khalf al - Imam, kitab ad - Du'afa, Asami as - sahabah, dan al - Hibah.

    Guru - guru imam Bukhari seperti Ali Ibn al - Madini, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf al - Faryabi, Maki Ibn Ibrahim al - Bakhi, Muhammad bin Yusuf al - Baykandi, dan Ibnu Rahawaih. 

Baca Juga : Bendaharawan Hadis Pada Masa Sahabat

    Ketika namanya sudah masyhur sebagai seorang ahli hadis yang ulung, kemanapun imam Bukhari berkunjung, ia selalu mendapat sambutan yang hangat. Pada tahun 250 H, ia berkunjung ke Naisabury dan disambut sangat meriah oleh warga kota, termasuk gurunya sendiri, Muhammad bin Yahya az - Zihli. Mereka sudah menyambut kedatangan imam Bukhari bahkan saat imam Bukhari masih dua atau tiga marhalah dari luar kota. Setelah kedatangannya, Az - Zihli pun menganjurkan warga kota untuk mengikuti pengajiannya. 

    Suatu ketika, mungkin karena sangat terkenal ada saja orang yang tidak menyukainya. Yang memberikan tuduhan kepada imam Bukhari yang katanya telah mengajarkan Al - Qur'an itu Makhluk. Begitu tersebarnya tuduhan dan fitnah ini sampai - sampai Az - Zihli pun terpengaruh. Az - Zihli mengatakan untuk tidak menghadiri pengajian seseorang yang berpendapat tentang makhluknya Al - Qur'an. Sontak saja karena Az - Zihli sangat disegani warga Naisabury, hal itu menyebabkan pengajian Imam Bukhari sepi. Fitnah ini bermula dari pertanyaan seorang jamaah, tentang lafazh - lafazh al - Qur'an apakah makhluk atau bukan. Imam Bukhari berpaling dari pertanyaan itu, sampai diajukan yang ketiga kalinya baru beliau menjawab. Menurut imam Bukhari Al - Qur'an itu kalam Allah, bukan makhluk. Sedangkan perbuatan manusia adalah makhluk, dan fitnah merupakan bid'ah. Ia pun pernah berkata "Barangsiapa menuduhku telah berpendapat bahwa lafazh - lafazh Al - Qur'an adalah makhluk, ia adalah pendusta.". Tapi, Al - Zihli benar - benar telah kesal dan mengatakan, " Laki - laki itu tidak boleh tinggal bersamaku di negeri ini.". Sontak, hal ini membuat imam Bukhari bersiap - siap meninggalkan Naisabury. Karena baginya keluar kota lebih baik untuk meredakan fitnah, dan pulang kampung ke Bukhara. 

    Ketika sampai di Bukhara, ia disambut dengan sangat hangat. Namun, badai fitnah datang kembali, kali ini dari gubernur Bukhara, Khalid bin Ahmad Az - Zihli. Suatu hari ia mengirim utusan kepada imam Bukhari, meminta dua kitab karangannya, al - Jami' as- Shahih dan at - Tarikh al - Kubra. Namun, imam Bukhari keberatan memenuhi permintaan itu. Hal itu karena imam Bukhari tidak mau merendahkan ilmu dengan membawanya ke istana. Singkat cerita, imam Bukhari pun di usir dari kampung halamannya sendiri. Lalu ia berdoa menyerahkan segala halnya kepada Allah Swt. Tak lama berlalu, sultan Uzbekistan, Ibnu Tahir, memberikan perintah agar Khalid dijatuhi hukuman, ia dipermalukan didepan umum dengan menunggangi keledai betina, dan mengakhiri hidupnya di penjara. 

    Warga Samarkand yang mengetahui imam Bukhari diusir dari Bukhara mengundang imam Bukhari untuk menetap didaerahnya. Imam Bukhari pun menerima undangan tersebut. Namun, setibanya di Khartand, sebuah desa kecil sebelum kota Samarkand ia mengunjungi terlebih dahulu beberapa keluarganya. Tapi, disana Imam Bukhari jatuh sakit dan meninggal pada malam Idul Fitri 256 H (sekitar 31 Agustus 870 M), ia wafat pada usia 62 tahun kurang 13 hari. Jenazahnya dimakamkan selepas Dzuhur pada hari raya Idul Fitri. Wallahu'alam.

Tulisan lainnya Klik Disini! 

Diberdayakan oleh Blogger.
close